Eduwisata Kopi Luwak PHKT di Marangkayu Angkat Ekonomi Lokal

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) menggandeng petani kopi Desa Prarangat Baru, Marangkayu, Kutai Kartanegara, mengembangkan kawasan wisata edukasi Kampung Kopi Luwak melalui program Kapak Prabu. Tidak hanya meningkatkan perekonomian lokal melalui budidaya kopi Liberia dan kopi Luwak, program ini juga mendukung konservasi musang sebagai bagian dari ekosistem yang menopang nilai ekonomi produk kopi tersebut.

Secara ekonomi, program ini berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, dari Rp3,2 juta per bulan pada tahun 2022 menjadi Rp4,7 juta pada tahun 2023. Produk kopi Liberia dari program ini juga mencatatkan omzet sekitar. Rp 72 juta per tahun. CEO Kelompok Tani Kapak Prabu Rindoni mengatakan produk kopinya memiliki empat produk berbeda yakni Madu Liberika, Luwak Wild Process, Wine dan Natural Process.

Rindoni menambahkan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa Prangat dan Eduturisme Kopi Luwak juga terus meningkat. “Jumlah wisatawan terus meningkat, dari 591 pengunjung pada tahun 2022 menjadi 1.763 pengunjung pada tahun 2023,” ujarnya. Untuk itu, kata dia, timnya bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mengkaji dampak peningkatan kunjungan ke habitat alang-alang liar tersebut.

Seiring berkembangnya wilayah tersebut menjadi destinasi wisata, terbentuklah empat kelompok wisata dengan 152 penerima manfaat. Hal ini menjelaskan bahwa kelompok tani kini siap menuju kemandirian dan berkesempatan untuk terhubung dengan berbagai organisasi, termasuk pemerintah dan akademisi.

Rindoni juga mengatakan, keberadaan ibu kota negara Indonesia (IKN) membuka peluang lebih besar bagi produksi kopi luwak kelompoknya karena memiliki potensi besar sebagai monumen di Kalimantan Timur. Menurutnya, proses pemasaran, termasuk kerja sama dengan asosiasi perhotelan, didukung untuk meningkatkan ketersediaan produk kopi di pasar.

Secara terpisah, Communication Relations & CID Manager PHI Dony Indrawan mengatakan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dan pemanfaatan kapasitas lokal menjadi kunci sukses program Kapak Prabu, dimana perusahaan berhasil menciptakan edutourism dan lingkungan melalui bantuan dan pengembangan.

“Kami terus mendukung pengembangan kebebasan sipil melalui program CSR yang baru dan berkelanjutan,” tegas Dony.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours