Mobil Listrik Berkecepatan Melebihi Supercar, Pengemudi Harus Punya SIM Khusus

Estimated read time 2 min read

VAHJU BUDI SANTOSO – Pada masa awal kemunculan mobil listrik khususnya model Tesla, salah satu USP atau nilai jual unik mobil listrik adalah kemampuannya dalam berakselerasi dengan cepat. Misalnya saja Tesla Roadster yang mampu berakselerasi 0-100 km/jam hanya dalam waktu 3,7 detik.

Seperti dilansir MCN. Angka tersebut menempatkan Tesla Roadster sejajar dengan supercar lain seperti Jaguar. Meski terlihat sederhana, motor listrik ini ternyata sangat bertenaga.

Salah satu kelebihan motor listrik adalah menghasilkan torsi yang sangat tinggi pada putaran mesin rendah. Misalnya saja GVM Ora 07 yang mampu menghasilkan torsi 340 Nm hanya dari satu motor listrik.

Artinya, begitu Anda menginjak pedal, 340 Nm tersebut sudah tersedia dan dapat digunakan. Untuk mesin pembakaran internal yang disedot secara normal, angka ini mungkin tersedia pada 4000 RPM. Saat Anda menekan pedal, Anda mungkin memerlukan waktu 2 detik untuk mencapai 4000 rpm.

Untuk mesin turbo, angka tersebut bisa tersedia antara 1500-2500 RPM. Singkatnya, mesin pembakaran internal membutuhkan waktu untuk berakselerasi. Fitur ini dijadikan USP untuk menjual mobil listrik sehingga menghasilkan akselerasi yang sebanding dengan mobil sport atau supercar

Keadaan ini menyebabkan para pengendara mobil listrik baru kehilangan kendali atas kemampuan akselerasi mobil listrik yang baru mereka beli dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan supercar atau mobil sport.

Semakin berat kendaraan, semakin jauh jarak berhentinya. Keadaan ini terjadi apabila mobil listrik dipacu dengan kecepatan tinggi maka akan menghasilkan momen yang besar

Dinamika yang dihasilkan akan membuat mobil listrik sulit berhenti dan sulit dikendalikan saat menikung. Hal ini akan menyebabkan EV terasa seperti keluar jalur.

Menariknya, sebagian besar mobil sport tidak mengalami masalah ini karena mobil sport menggunakan mesin bensin dan jauh lebih ringan.

Masalah bobot lainnya adalah ban mobil listrik cepat aus. Sebagian besar pengguna mobil listrik di Amerika mengeluh tentang seberapa sering mereka harus mengganti ban, terkadang setiap 10.000 mil atau 16.000 km.

Ban yang aus mempengaruhi kualitas berkendara saat hujan. Mengendarai mobil listrik di tengah hujan juga memiliki tantangan tersendiri. Untuk mengontrol seluruh torsi yang dihasilkan, sebagian besar pabrikan cenderung menggunakan ban lebar pada mobil listrik.

Ban lebar sebenarnya lebih rentan mengalami aquaplaning dibandingkan ban tipis. Secara umum ada 2 faktor desain kendaraan yang mempengaruhi aspek aquaplaning

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours