Menkeu: Potensi ekonomi haji dan umrah capai Rp194 triliun pada 2030

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, investasi pada ekosistem haji dan umrah diprediksi meningkat dari Rp65 juta pada tahun 2023 menjadi Rp194 juta pada tahun 2030.

Dikatakannya, ke depan peluang perekonomian dari ekosistem haji dan umroh akan semakin baik seiring dengan adanya perubahan kebijakan pemerintah Arab Saudi melalui Visi Saudi 2030.

“Memperkuat posisi Indonesia dalam perekonomian haji dan umrah akan berdampak positif pada komunikasi di berbagai sektor perekonomian negara, dan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia,” kata Sri Mulyani Indrawati di Jakarta. , Jumat.

Ia mengatakan peluang ekonomi dalam ekosistem haji dan umrah meliputi penerbangan, akomodasi, transportasi, dan makanan.

Saat ini Indonesia menjadi negara dengan jumlah jemaah haji terbesar, disebutkan 221 ribu jemaah pada tahun 2024. Jumlah jemaah haji dan umrah Indonesia direncanakan meningkat menjadi 3,3 juta pada tahun 2030.

Selain ekosistem haji dan umrah, kata dia, Indonesia juga memiliki peluang ekonomi dengan menarik investor asing, terutama dari negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Islamic Development Bank (IsDB), dengan menggabungkan keuangan dan amal. .

“Saya berharap Kementerian Keuangan, KNEKS (Komite Nasional Perekonomian dan Keuangan Syariah), serta seluruh departemen dan organisasi terus meningkatkan upayanya,” ujarnya.

Sementara terkait amal, Sri Mulyani mengatakan penghimpunan dana sosial sesuai syariah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Jumlah zakat, infak, dan hadiah yang terkumpul pada tahun 2023 mencapai Rp32,3 triliun, sedangkan pengumpulan penjualan tunai mencapai Rp2,56 juta hingga triwulan III tahun 2024.

“KNEKS mempunyai peran besar untuk menggali potensi modal sosial dan menjalin kerjasama pengelolaan modal sosial internasional dan daya tarik bantuan luar negeri khususnya di GCC (Gulf Cooperation Council/negara-negara di kawasan Arab/Teluk Persia) Dia berkata.

Ia juga meminta agar gagasan pembentukan Lembaga Percepatan dan Pengembangan Wakaf (LPAW) diteliti lebih lanjut guna mendukung pengembangan kesejahteraan di tingkat akademik dan terselenggaranya kegiatan-kegiatan yang tidak membahayakan.

Selain menarik investor asing, Sri Mulyani mengatakan persaingan produk halal dalam negeri juga harus diperkuat untuk memasuki pasar internasional melalui penelitian dan pengembangan, pertukaran bisnis, dan kerja sama penerimaan produk halal (saling menguntungkan). . perjanjian resmi).

“Pada tahun 2023, Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan Organisasi Masyarakat Islam (OKI) sekitar 4,1 miliar dollar AS (Rp 63,66 triliun, kurs Jumat, Rp 15.526). Ini merupakan peningkatan sejak tahun 2019. Penting untuk terus memperbaiki dan memperkuat situasi ini,” tambahnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours