Pakar: Le Pen jadi penentu penunjukan Barnier sebagai PM Prancis

Estimated read time 2 min read

Washington (ANTARA) – Penunjukan Michel Barnier sebagai Perdana Menteri Prancis, selain menunjukkan kemampuan negosiasinya, juga dipengaruhi oleh politisi sayap kanan Rally, Marine Le Pen.

Ide ini dikemukakan oleh Paul Smith, seorang profesor sejarah dan politik Prancis di Universitas Nottingham, Inggris.

Barnier, kepala negosiator UE untuk Brexit, ditunjuk oleh Presiden Emmanuel Macron untuk memimpin pemerintahan Prancis.

Pria berusia 73 tahun itu menjadi PM tertua dalam sejarah Prancis, menggantikan Gabriel Attal (35), Perdana Menteri termuda.

Menurut Smith, meskipun Barnier mungkin merupakan kandidat, penunjukannya dilakukan setelah Le Pen memutuskan untuk tidak menantang pemerintahannya secara langsung.

“Pada dasarnya, (Le Pen) lah yang mengambil keputusan (menunjuk Barnier),” kata Smith.

Pandangan Barnier berbeda dengan pandangan Macron, kata Smith, sehingga dapat menimbulkan konflik.

Pada beberapa kebijakan, tampaknya Barnier akan memenangkan mayoritas, dengan demonstrasi nasional melindungi atau mendukung pemerintahannya.

Macron memilih Barnier karena kemampuannya dalam bernegosiasi, terutama dalam negosiasi Brexit, ketika ia berhasil menyatukan 27 negara Uni Eropa.

Front Populer Baru yang berhaluan kiri, yang memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan parlemen Prancis, melancarkan protes setelah Macron menolak kandidatnya, Lucie Castets, sebagai perdana menteri.

Setidaknya 138 protes diperkirakan akan terjadi di Prancis.

Smith menambahkan, kandidat lainnya, Xavier Bertrand, juga gagal karena kurang dukungan dan terkesan lunak terhadap masalah imigrasi.

Ditanya tentang rencana Prancis untuk memberikan suara menentang Barnier, Smith mengatakan mereka tidak akan mendapatkan cukup suara tanpa dukungan Rally National.

Melihat ke kiri, rencana Barnier dipandang sebagai kemenangan Reli Nasional.

“Mereka tidak akan bergabung dengan pemerintah, tapi mereka ‘setuju’ bahwa dia akan ditunjuk sejauh ini,” kata Smith.

Hasil pemilu baru-baru ini membuat sejarah parlemen Prancis tidak jelas karena tidak ada partai yang memenangkan mayoritas.

Sumber: Sputnik-OANA

?

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours