Mendaki tangga medali, Jawa Barat harus “nomer hiji”

Estimated read time 5 min read

Medan (ANTARA) – Medali emas yang diraih Jawa Barat cabang sepak bola putri Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut ke-21 tahun 2024 merupakan hasil proses pendakian menuju posisi tertinggi, menurut Helsya Maeisyaroh yang juga merupakan anggota tim nasional putri Indonesia.

Pada PON edisi sebelumnya, Helsya dan kawan-kawan kalah 0-1 melawan tuan rumah Papua di laga final. Perak juga menjadi oleh-oleh dari ujung timur Indonesia.

Kekecewaan tersebut dibawa pada edisi tahun ini sebagai pembelajaran bahwa seharusnya Jawa Barat menjadi “nomor hiji” (Sunda) atau menjadi nomor satu.

Dan akhirnya tahun ini dari wilayah barat Indonesia, Jawa Barat yang ditunggu-tunggu membawa emas kembali ke Bumi Pasundan.

DKI Jakarta bertekuk lutut dengan skor 3-0 di Stadion Mini Pancing, Deli Serdang, Sabtu (14/9).

Helsya mengatakan, makna emas itu ibarat sebuah “tangga” yang perlahan-lahan dinaiki Jabar untuk meraih medali paling bergengsi itu.

Menurut saya, itu seperti tangga, naik pelan-pelan, naik pelan-pelan satu demi satu, naik setiap tahun, terus naik setiap tahun, kata pesepakbola berusia 19 tahun itu saat ditemui usai laga final.

Sore harinya, ia menyumbangkan gol kemenangan dari titik penalti, memastikan kemenangan bagi timnya yang sudah unggul dua gol berkat kaki Risdillah Siti Nurrohmah.

Kemenangan tiga gol tak terjawab itu menjadi torehan terbesar sepak bola putri di PON 2024. Kemenangan tersebut membuat Jabar mencatatkan rekor gemilang dengan memenangi empat laga PON 2024, dengan catatan 10 gol dalam empat laga dan hanya kebobolan. sebuah tujuan

Fauzi Bramantio, pelatih sepak bola putri Jawa Barat, mengatakan emas ini sudah menjadi incaran timnya sejak awal.

Dalam misi pengembalian emas tersebut ke Bumi Pasundan, dia menjelaskan, Jabar sudah melakukan persiapan selama hampir dua tahun.

Mungkin sekitar satu tahun 8 bulan persiapan sebenarnya sudah lewat. Jadi saya kira proses yang kita lalui, alhamdulillah, sudah membuahkan hasil dengan hasil yang didapat hari ini.” dia menjelaskan.

Apalagi kemarin di PON Papua, meski saya asisten, kami gagal. Hari ini saya tidak mau gagal untuk kedua kalinya, tambahnya.

Rahasia lain di balik kemenangan ini, menurut Fauzi, adalah ketenangan pemain di setiap lini yang memerintahkan mereka menikmati setiap menit di lapangan tanpa ada ketegangan.

Strategi tersebut membuat Jabar bermain leluasa, mengontrol jalannya pertandingan dengan leluasa melakukan umpan-umpan pendek dari belakang.

Permainan Jabar membuat Jakarta tidak punya kebebasan bermain. Umpan-umpan panjang mereka sebagian besar menemui jalan buntu hingga akhirnya menyerah 0-3.

“Iya, saya sampaikan kepada anak-anak hari ini, saya sampaikan kepada kalian bahwa hari ini adalah mega konser kalian. Jadi nikmatilah pertandingannya, tidak perlu ada beban, tidak perlu takut atau salah,” jelas Fauzi.

Helsya menambahkan, selain ketenangan di lapangan, menurutnya kekuatan rekan-rekannya pantang menyerah dan doa orang tuanya menjadi kunci kemenangan Jabar.

“Saya bangga dengan teman-teman yang mampu berjuang sampai ke final. Walaupun saya tahu semua teman saya terluka, saya tahu mereka semua terluka, tapi mereka harus terus maju,” kata FC Ryukyu Japan.

Pesepakbola putri Jawa Barat Rosdilah Siti melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang DKI Jakarta pada laga final sepak bola putri PON XXI Aceh-Sumut di Stadion Mini Pancing, Deli Serdang, Sumut, Sabtu (14/9/2024). FRA PHOTO/Iggoy el Fitra/nz

DKI Jakarta tetap bangga

Pelatih sepak bola putri DKI Jakarta Aji Riduan Mas Alex menerima kekalahan timnya melawan Jawa Barat pada final sepak bola putri Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 di Stadion Mini Pancing, Deli Serdang, Sabtu (14/9). ).

Meski kalah, menurutnya hal itu menjadi sebuah kesuksesan tersendiri bagi Jakarta setelah pada PON Papua 2021 edisi sebelumnya hanya finis di peringkat keempat.

Selain itu, menurutnya, menang dan kalah dalam sepak bola adalah hal yang wajar. Ia yang ditemui awak media usai pertandingan, tak terlihat penyesalan di wajahnya dan menerima kekalahan tersebut dengan bangga.

“Sebenarnya rencana kami juara pertama, tapi ternyata Jabar jauh lebih baik dari murid-murid saya. Kami terima saja karena sepak bola menang, kalah, dan seri. Tidak ada masalah,” kata Aji.

Pada laga terakhir, Jakarta bermain kurang maksimal setelah hanya mengandalkan umpan back-to-back.

Strategi tersebut dengan mudah diantisipasi oleh Jabar yang bermain sepak bola dengan umpan-umpan pendek dari lini belakang.

Aji mengaku melakukan kesalahan strategis saat meminta anak angkatnya bermain aman sejak awal.

Menurutnya, jika mencoba mengambil risiko, bukan tidak mungkin haluan partai bisa berubah. Anak-anak tim bisa menang.

Biasanya kita dicirikan dengan memainkan penguasaan bola yang kuat. Ya, ini hasil yang kita harapkan dan pada akhirnya kita kalah, jelas Aji.

Pesepakbola putri DKI Jakarta Risa Afriyani (kanan) berusaha mengejar bola dari pesepakbola Jawa Barat Reva Oktaviani (kiri) saat laga final sepak bola putri Aceh-Sumut PON XXI di Stadion Mini Pancing, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (14). /9/2024). FRA PHOTO/Iggoy el Fitra/nz

Para pemain timnas wanita bertanding di lapangan

Laga terakhir sepak bola putri Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 antara DKI Jakarta kontra Jawa Barat (Jabar) di Stadion Mini Pancing, Deli Serdang, Sabtu (14/9).

Laga terakhir menarik perhatian warga sekitar untuk datang ke Stadion Mini Pancing yang hampir seluruh kursi tribun penonton di stadion tersebut sudah penuh.

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir yang turut hadir pada laga final tersebut mengatakan, laga final tersebut disaksikan langsung oleh setidaknya 6.000 pasang mata.

Daya tariknya, selain laga final, kedua tim banyak dihuni pemain Timnas Indonesia yang beberapa kali mendapat panggilan telepon dari pelatih Satoru Mochizuki.

Pada laga yang dimenangkan Jawa Barat dengan skor 3-0 itu, kedua tim sama-sama menurunkan pemain Garuda Pertiwi.

Dari Jawa Barat pemenangnya adalah Helsya Maeisyaroh, Reva Octaviani, Gea Yumanda, Agnes Sintauli dan Rosdila Siti Nurrohmah.

Sementara dari Jakarta ada kapten timnas putri Shafira Ika Putri, lalu ada Atin Rizky, Viny Silfianus, Sheva Imut, dan Carla Bio Pattinasarani.

Pemain yang tidak disebutkan namanya di timnas seperti Shalika Aurelia, Rihla Aulia, dan Sabreena Dressler masih tergabung dalam tim Jakarta untuk PON 2024.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours