Silaturahmi Ridwan Kamil ke Kantor Bamus Betawi Diwarnai Pria Berpakaian Ormas Marah-marah

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Calon Gubernur (Cagub) Jakarta, Ridwan Kamil mengunjungi Kantor Bamus Betawi, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (6/9/2024). Kunjungan Ridwan Kamil diwarnai dengan kelakuan marah beberapa pria berkostum organisasi banyak.

Berdasarkan pantauan yang sama, Ridwan Kamil tiba sekitar pukul 19.10 WIB untuk mengikuti acara Gerakan Betawi (Gerbang Betawi) Jakarta Baru, Jakarta Maju. Pertama, mantan Gubernur Jabar itu diberitahu apa yang ada di dalam Kantor Bamus Betawi.

Saat Ridwan Kamil berada di kantor Bamus Betawai, tiba-tiba datang seorang pria berbaju berlogo salah satu organisasi besar. Ia mengatakan, upacara tersebut tidak menghormati masyarakat sekitar.

Kemarahan berlanjut, dengan mengenakan pakaian berlambang organisasi massa yang sama, beberapa pria tampak marah dengan penyelenggaraan acara tersebut. Mereka mengatakan hal yang sama tentang penyelenggaraan acara tersebut.

“Setiap ada acara di sini Bamus, saya apresiasi, saya dukung, tapi kenapa saya tidak hargai bagian saya,” kata salah satu warga.

Mengenai pria ini, beberapa orang mempertanyakan bagaimana dia dapat mendukung mereka yang menentang proyek tersebut. Saat itu, seseorang yang berlambang kelompok utama langsung mengidentifikasi dirinya sebagai pendukung Ridwan Kamil. Mereka seolah bersikukuh bahwa melakukan upacara ini tidak menghormati masyarakat sekitar.

“(pro) Ridwan Kamil, tapi tak punya akhlak. Demi Allah darah daging aku dukung Ridwan Kamil, tapi kalau tak punya akhlak terserah mau apa. Aku punya peran,” kata orang lain.

Ridwan Kamil sedang berada di Kantor Bamus Betawi saat konflik terjadi. Saat rombongan pria berpakaian berbagai organisasi itu bubar, Ridwan Kamil langsung menghadiri acara bertajuk Gerbang Betawi yang tak jauh dari Kantor Bamus Betawi. Acara ini terselenggara dengan baik dan selesai hingga selesai. Mereka dapat berbicara dengan masyarakat setempat hingga upacara selesai.

Ketua FBR Rawabunga Jatinegara, Abah Latief mengatakan, kejadian tersebut hanya kesalahpahaman antara panitia dan lingkungan. Namun, dia menegaskan hal itu berakhir damai.

“Betul saya dukung RK, tapi saya tidak ikut padahal itu kejadian Betawi, nah kenapa seperti ini? Semesta dukung RK, salah ngomong saja, kita sudah berdamai,” kata Abah. Latief.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours