Dukung Transisi Energi Bersih, Perguruan Tinggi Jadi Motor Penggerak Inovasi Kendaraan Listrik

Estimated read time 7 min read

JAKARTA – Kendaraan listrik menjadi transportasi masa depan yang harus menjadi pilihan untuk menyelamatkan lingkungan. Namun pengembangan kendaraan listrik khususnya di Indonesia memerlukan kerja sama berbagai pihak.

Pemerintah, pelaku industri, praktisi, dan akademisi harus bergandengan tangan untuk melanjutkan pengembangan kendaraan listrik di tanah air.

Baca Juga: Anargya ITS menjadi satu-satunya kelompok penelitian mahasiswa yang memamerkan karyanya di GIIAS 2024

Banyak inovasi yang diluncurkan di universitas. Baik itu sepeda motor listrik, mobil listrik, bus listrik maupun baterai untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai.

Inovasi PENS

Misalnya saja Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang telah menciptakan beberapa kendaraan listrik di bawah koordinasi Pusat Riset dan Inovasi Elektrifikasi Transportasi Lanjutan (CReATE). Misalnya saja sepeda motor listrik, sepeda motor ATV listrik, sepeda motor sport listrik, bus listrik dan lain-lain.

Baca juga: UI sumbangkan bus listrik berbasis inovasi untuk dukung presidensi G20

Randy Azwadi, mahasiswa PENS, mengatakan kampusnya aktif menciptakan solusi transportasi berbasis listrik yang berkelanjutan. “CreATE fokus pada sektor transportasi, khususnya transportasi listrik,” ujarnya.

Ditemui pada acara Higher Education Partnership Conference (HEPCON) 2024 di Balai Kartini Jakarta (29/08/2024), Randy

Menjelaskan bahwa CReATE yang juga beranggotakan lebih dari 12 mahasiswa dari berbagai jurusan sedang melakukan penelitian bersama PT VKTR untuk mengembangkan mobil van listrik berkapasitas 12 tempat duduk.

Inovasi mereka tidak hanya terbatas pada motor listrik, tetapi juga mencakup sistem deteksi pada bus yang dapat memeriksa kelelahan pengemudi dan menghitung jumlah penumpang secara otomatis. Selain itu, CReATE juga mengembangkan sistem bantuan mengemudi untuk bus.

Randy menekankan pentingnya inovasi di bidang transportasi listrik, mengingat tren global menuju kendaraan ramah lingkungan. “Kami tertarik membuat kendaraan listrik ini karena mobil akan beralih ke listrik di masa depan,” tambahnya.

Pasar kendaraan listrik juga semakin populer. Menurut Randy, alasannya karena pengemudi mobil listrik tidak ditilang karena situasi ganjil, insentif pajak, dan fasilitas lain yang disponsori pemerintah.

“Agar tidak ketinggalan dengan negara lain, kita perlu mulai meneliti transportasi listrik agar bisa diproduksi di Indonesia,” jelas pentingnya perguruan tinggi meneliti kendaraan listrik.

Dijelaskannya, CReATE juga telah mengeluarkan 14 paten penuh sebagai hasil penelitian yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap elektrifikasi transportasi di Indonesia.

Paten tersebut terdiri dari dua paten terkait modifikasi sepeda motor, satu paten terkait mesin aliran aksial, tiga paten terkait bus platform listrik, dan delapan paten terkait sistem manajemen armada pintar.

Sebagai tugas akhir, buatlah penggerak listrik

Randy yang akan hadir di HEPCON juga memamerkan motor listriknya yang dibuat sebagai skripsi untuk mahasiswa mekatronik.

“Selain itu, motor aliran aksial diproduksi langsung di PENS, lebih kompak dan torsi lebih tinggi dibandingkan motor listrik tipe radial pada umumnya,” kata Randy.

Randy dan mesin tenaga listrik di HEPCON 2024 Foto/SINDOnews.

Keunggulan tersebut membuat sepeda lebih mudah dirakit dan lebih responsif saat digunakan, terutama di tanjakan.

Motor listrik yang dikembangkan memiliki kecepatan hingga 3000 rpm dan mampu bekerja selama 8 jam nonstop.

Selain itu, inovasi sepeda motor listrik karya mahasiswa PENS telah dipatenkan, membuktikan bahwa Indonesia mempunyai potensi besar dalam memproduksi komponen sepeda motor listrik secara mandiri. “Ini bukti bahwa kita bisa memproduksi dan memproduksi sepeda motor listrik di Indonesia tanpa harus bergantung pada impor,” tambah Randy.

Di tengah tantangan minimnya ketersediaan mesin khusus di Indonesia, mahasiswa PENS tetap berhasil menciptakan inovasi-inovasi terkini. Proyek pengembangan motor listrik ini juga menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu memberikan kontribusi yang berarti terhadap perkembangan teknologi, meski hanya sekedar tesis tanpa tesis.

Randy yang bercita-cita mengejar gelar master di bidang mekatronika ini optimistis dengan masa depan transportasi listrik di Indonesia.

Inovasi Mesin Cerdas untuk Kapal Listrik Ramah Lingkungan Ekosistem kendaraan listrik yang didukung Universitas Poltera tidak hanya untuk kendaraan darat, Politeknik Negeri Madura (Poltera) juga memamerkan inovasi mesin penggerak listrik yang dipasang di belakang. dari kapal atau perahu kecil.

Berbicara pada acara yang sama, dosen Poltera Bayu Praharsena mengatakan motor pintar perahu listrik inovatif kampusnya disebut eMOSI dan dirancang untuk menggerakkan perahu yang dapat dikendalikan dengan kecepatan yang diinginkan berdasarkan teknologi canggih.

Peningkatan mesin pintar perahu listrik ramah lingkungan dari Poltera. Foto/Poltera

EMOTION dikembangkan oleh mahasiswa D3 teknik elektro industri di kampus Sampang, Jawa Timur. EMOSI yang dipamerkan di HEPCON merupakan proyek tahap kedua, setelah tahap pertama melibatkan produksi mesin penggerak kelautan 20 kilowatt (KW) dengan penelitian selama delapan bulan.

Pada tahap pertama, pihak berhasil memulai pengembangan motor penggerak 5 KW. “Penelitian ini memakan waktu tiga bulan dan diuji coba di sungai mangrove,” ujarnya.

Mesin bertenaga listrik ini dinilai cocok digunakan di kawasan konservasi alam dan pariwisata, karena dapat melindungi ekosistem perairan dengan mengurangi kebisingan dan polusi udara. Keunggulannya juga kebisingan mesin lebih senyap dan minim getaran.

Fitur utama dari e-MOTION sepenuhnya adalah mendukung sumber pengisian daya yang berbeda, mengintegrasikan energi terbarukan dalam pengoperasiannya, mengurangi polusi udara dan suara, merupakan sistem tanpa transmisi yang sederhana dan efisien serta dapat dipasang pada sistem dalam dan luar ruangan.

Upaya inovatif Poltera tidak hanya terbatas pada tenaga penggerak listrik saja, ungkapnya. Saat mereka sedang mengerjakan stasiun pengisian panel surya untuk mengurangi biaya operasional.

Perbaikan pada baterai, komponen utama mobil listrik

Sekitar 35-40 persen dari total harga mobil listrik saat ini, baterai memang menjadi komponen utama sebuah mobil listrik. Universitas juga menggunakan opsi ini.

Misalnya saja Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya yang mengembangkan prototipe baterai AI-Air generasi pertama untuk sepeda motor. Kajian ini didukung oleh Pertamina dengan Kedaireka Matching Fund ITS.

Baterai logam udara pada penelitian ini merupakan mesin bahan bakar logam yang menggunakan bahan alumunium. Keunggulan aki ini adalah dapat terhindar dari dendrit yang dapat menimbulkan masalah pada aki motor listrik.

Dendrit, atau kristalisasi logam litium, dimulai dari anoda dan dapat menyebar ke seluruh baterai. Prof Dr Ir Heru Setyawan, ketua tim peneliti menjelaskan, baterai ini juga akan bekerja sama dengan mahasiswa magister dan doktoral di Departemen Teknik Kimia ITS.

Lebih lanjut, Guru Besar Departemen Teknik Kimia ITS ini menjelaskan, timnya menggunakan elektrodeposisi campuran logam Zn dan Mn untuk mengatasi fenomena dendrit. Baterai udara ini dirancang khusus memiliki permukaan yang tipis dan tiga dimensi sehingga ion aluminium dapat menyerap aluminium secara homogen.

Alhasil, baterainya akan lebih awet, hingga 140 jam, kata dosen Laboratorium Elektrokimia ITS itu dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Teknologi, Kamis (12/9/2024).

Baterai ini dikatakan lebih ramah lingkungan karena menggunakan elektrolit air dengan penambahan natrium klorida (NaCL), larutan garam yang umum dikonsumsi setiap hari, sehingga aman bagi tubuh manusia.

Penelitian terus berlanjut

Meski banyak inovasi kendaraan listrik yang bermunculan dari rahim perguruan tinggi, mantan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Diktristek) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Nizam berharap pihak universitas terus melanjutkan penelitian terhadap kendaraan ramah lingkungan ini.

“Penelitian dan pengembangan masih terus dilakukan oleh teman-teman kampus kita,” kata Nizam yang masa jabatannya berakhir tahun ini, saat ditanyai SINDOnews.

Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menilai penelitian pengembangan baterai dan recovery baterai kendaraan listrik perlu digencarkan. Termasuk penelitian untuk mengembangkan sel bahan bakar untuk menggerakkan kendaraan listrik di masa depan.

Prof. Nizam (batik) berpose bersama tim Semar UGM yang menciptakan Urban Hydroz, mobil listrik hemat energi. Foto/Diktistek Humas.

Menurut Nizami, perkembangan riset kendaraan listrik di universitas cukup baik. Meski dukungan pemerintah masih minim, menurutnya beberapa hasil riset kendaraan listrik sudah sampai ke pasar.

Dekan Fakultas Teknik UGM mencontohkan, bus listrik merah putih yang dulu digunakan untuk mendukung G20 di Bali kini beroperasi di Surabaya dan Bandung.

Selain itu, ITS juga memiliki pabrik sepeda motor listrik dan produknya sudah masuk pasar. “Setelah diluncurkannya Gesitsu, kini telah hadir sepeda motor listrik Evits yang pabriknya dimiliki oleh ITS,” imbuhnya.

Lalu ada mobil listrik UGM yang dikembangkan sejak tahun 2919, GATe (Gadjahmda Airport Transporter Electronic) digunakan di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours