BRIN: Biostimulan dari rumput laut jadi prebiotik perikanan budidaya

Estimated read time 1 min read

Karawang (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan biostimulan dari rumput laut berpotensi sebagai prebiotik pada komoditas budidaya perikanan.

Biostimulan ini dikembangkan karena masalah kualitas air yang dapat digunakan dalam budidaya sidat, dan dapat digunakan dengan suplemen rumput laut.

“Itu (biostimulan) itu prebiotik, artinya prebiotik, mudah-mudahan ikan bisa mencernanya,” kata peneliti utama Pusat Penelitian Biomekanik Kelautan itu. Amonia Pertumbuhan ikan bagus,” kata Jamal Basmal dari Karawang.

Inovasi ini merupakan jawaban atas permasalahan yang dihadapi Usup Supriyatna, Ketua Koperasi Mina Agar Makmur, yang berdampak pada hasil pertumbuhan sidat.

Hasil pertemuan antara Usup dan Jamal memunculkan ide untuk memanfaatkan rumput laut jenis glacilaria, produk bawah air berwarna hijau keemasan, sebagai biostimulan atau suplemen perikanan.

“Setelah tiga hari, kualitas air langsung membaik. “Jadi banyak sisa makanan yang tidak bisa terbiodegradasi, sehingga airnya cenderung keruh,” kata Usup.

Selain belut, biostimulan berbahan dasar rumput laut juga sedang diuji coba pada udang dan bandeng. Di sana, kata dia, tingkat pertumbuhan komoditas yang dihasilkan lebih cepat dibandingkan cara budidaya tradisional, dan tingkat kelangsungan hidup ikan budidaya mencapai 70%.

“Itu 70% (survival rate),” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours