Kekurangan protein bisa hambat tumbuh kembang anak

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis gizi klinis Universitas Indonesia, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) menjelaskan kekurangan protein dapat menghambat tumbuh kembang anak.

Dampak kekurangan protein adalah gangguan kesehatan, terhambatnya pertumbuhan bahkan stunting, kata Luciana melalui pesan singkat kepada ANTARA, Senin.

Selain menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak, kata dia, kekurangan protein dapat mempengaruhi imunitas anak sehingga lebih rentan terkena penyakit.

Oleh karena itu, sebaiknya anak mendapatkan asupan protein sesuai kebutuhannya, baik dari sumber protein hewani maupun nabati.

“Untuk anak-anak, anjuran konsumsi protein nabati untuk anak kecil adalah 10 persen dari isi piring atau untuk anak kecil 35 persen dianjurkan untuk protein hewani dan nabati,” kata Luciana.

Ia juga menekankan pentingnya mengonsumsi sumber protein hewani dan nabati yang seimbang.

Luciana menjelaskan, program makan siang gratis untuk anak sekolah yang dicanangkan pemerintah harus memperhatikan kebutuhan gizi anak, termasuk kebutuhan proteinnya.

Program makan siang gratis yang dicanangkan pemerintah diharapkan menjadi bagian dari solusi mengatasi permasalahan konsumsi protein penduduk Indonesia yang masih lebih rendah dibandingkan penduduk negara lain di Asia Tenggara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Maret 2023, rata-rata konsumsi protein hewani dan nabati penduduk Indonesia masih sebesar 62,3 gram per orang per hari.

Sebagai perbandingan, konsumsi protein per orang untuk Kamboja 63,3 gram, Thailand 66,5 gram, Filipina 73,1 gram, Myanmar 78,3 gram, Malaysia 89,1 gram, dan Vietnam 94,4 gram.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours