1 Dekade Kepemimpinan Jokowi: Wariskan Pembangunan Jalan Tol 2.700 Km

Estimated read time 6 min read

JAKARTA – Selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan infrastruktur, khususnya jalan keuangan, berdampak pada peningkatan daya saing dan penurunan biaya logistik. Pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan di atas 5% sehingga meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dua kali lipat.

Mulai dari Sabang hingga Merauke, peletakan fondasi menuju Indonesia sejahtera, infrastruktur hebat, transformasi digital, terbawah, pembangunan Papua, hingga penyiapan Ibu Kota Kepulauan (IKN) masa depan sedang dikerjakan di setiap level.

Semua ini dikembangkan tanpa mengabaikan tren geopolitik di kawasan dan internasional. Peran Indonesia adalah dunia berlandaskan perdamaian dan kesetaraan agar negara-negara berkembang dapat mengambil tempat di kancah dunia.

Tidak ada pemimpin yang tidak meninggalkan warisan bagi pengikutnya. Demikian pula, sepuluh tahun kemudian, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan selain menjaga agar segala sesuatunya tetap berjalan. Semuanya mudah

Sehingga masyarakat tetap bisa menikmati manfaat dan menikmati menjadi warga negara Indonesia.

“Kamu tidak boleh gemuk,” kata beberapa orang. Benar, Anda tidak bisa konkrit. Namun beton bisa membawa kemakmuran bagi siapa saja yang mau mencobanya.

Ketimpangan pembangunan infrastruktur merupakan hambatan utama yang harus diatasi ketika ketimpangan terjadi di berbagai bidang. Dahulu pusat perekonomian hanya berada di kota-kota besar, biaya logistik mahal dan menyita waktu, peluang usaha sangat terbatas, dan kriminalitas pun meningkat. Infrastruktur harus digarap agar memberikan manfaat yang adil bagi semua orang, karena infrastruktur merupakan modal utama pembangunan Indonesia.

Jadi pembangunan itu kemana-mana, bukan pekerjaan satu orang saja, kemana-mana, kata Presiden Jokowi.

Konektivitas dengan infrastruktur terbuka, peluang ekonomi baru muncul, lapangan kerja bertambah, waktu dan biaya logistik bisa ditekan.

Hasilnya tidak hanya peningkatan daya saing daerah dan keberhasilan menarik investor ke daerah, tetapi juga peningkatan ruang sosial dan pembangunan manusia, termasuk pembangunan sekolah, rumah sakit, dan fasilitas sosial lainnya, yang berkontribusi terhadap kemajuan kualitas hidup penduduk. . . masyarakat

Baca juga: SBY Bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Berjabat Tangan, cipika-cipiki

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Trian Usera mengatakan biaya pengiriman logistik di Indonesia bahkan lebih murah dibandingkan negara-negara ASEAN. Hal ini tak ubahnya dengan masifnya pembangunan infrastruktur pada masa pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.

“Harusnya (terjangkau) ya, karena infrastruktur merupakan bagian penting dalam proses menjaga kelancaran arus produk secara cepat, akurat, dan aman. Idealnya bermanfaat bagi kita semua,” Sekjen Asperindo Trian Userma dikatakan. .

Hasil pembangunan infrastruktur terlihat pada data waktu tempuh dan stabilitas jalan pada tahun 2015 hingga 2023 berdasarkan data Lembaga PUPR.

– Waktu tempuh 100 km 2,7 jam dan stabilitas jalan 89,36% pada tahun 2015

– Waktu tempuh 100 km 2,64 jam dan stabilitas jalan 89,38% pada tahun 2016

– Waktu tempuh 100 km 2,56 jam dan stabilitas jalan 90,35% pada tahun 2017

– Waktu tempuh 2,4 jam per 100 km dan stabilitas jalan 91,9% pada tahun 2018

– Waktu tempuh 2,3 jam per 100 km dan stabilitas jalan 92,61% pada tahun 2019

– Waktu tempuh 2,16 jam per 100 km dan stabilitas jalan 91,3% pada tahun 2020

– Waktu tempuh 2,22 jam per 100 km dan stabilitas jalan 91,81% pada tahun 2021

– Waktu tempuh 2,2 jam per 100 km dan stabilitas jalan 92,2% pada tahun 2022

– Waktu tempuh 2,16 jam per 100 km dan stabilitas jalan 94,18% pada tahun 2023

Bahkan di masa pandemi Covid-19, proyek pembangunan infrastruktur berubah menjadi program padat karya yang memberdayakan masyarakat akibat hilangnya pekerjaan. Cara ini efektif dalam menopang perekonomian lokal dan memberdayakan mereka yang kehilangan pekerjaan. Hal ini merupakan ekspresi nyata dari kepedulian dan komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa seluruh pembangunan adalah perumahan, bukan hanya struktur fisik.

Upaya untuk meningkatkan perdamaian dan memberikan harapan kepada masyarakat.

Pembangunan jalan tol

Presiden Jokowi menyampaikan laporan kemajuan pembangunan infrastruktur, khususnya sarana finansial, selama 10 tahun. Presiden kita menilai keberhasilan ini sebagai landasan dan peradaban baru bagi negara. Tujuannya membangun Indonesia Centric, membangun dari pinggiran, membangun dari desa-desa, dan membangun dari daerah yang paling terpencil.

“Hingga saat ini, telah dibangun 366.000 kilometer jalan pedesaan, 1,9 kilometer jembatan pedesaan, 2.700 kilometer jalan komersial baru, 6.000 kilometer jalan negara, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan dan pertanian di lahan seluas 1,1 juta hektar. baru,” kata Jokowi pada Rapat Tahunan MPR RI 2024 dan Sidang Bersama DPR RI 2024 (16/8/2024).

Menurut Jokowi, dengan perkembangan tersebut, Indonesia mampu menekan biaya logistik dari sebelumnya 24% menjadi 14% pada tahun 2023.

“Daya saing kita bisa naik dari peringkat 44 menjadi peringkat 27 pada tahun 2024. Persatuan mampu kita perkuat karena akses yang setara dan berkeadilan,” ujarnya.

Baca juga: Daftar Lengkap Menteri Luar Negeri dari Gus Dur hingga Jokowi

Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur bukan sekadar penuangan beton, melainkan investasi strategis dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan daerah. Peningkatan infrastruktur merupakan landasan kuat bagi Indonesia untuk bergerak menuju masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan.

Pada tahun 2024, pemerintah memperkirakan anggaran infrastruktur nasional sebesar Rp423,4 triliun atau 12,73 persen dari total anggaran nasional sebesar Rp3325,1 triliun. Dari anggaran infrastruktur nasional, PUPR memperoleh Rp146,98 triliun atau 34,7% anggaran.

“Besaran anggaran infrastruktur nasional harus mencakup kesiapan industri konstruksi. Saya tekankan, untuk memenuhi rencana percepatan pembangunan infrastruktur, energi dan inovasi menjadi penting bagi seluruh komponen industri konstruksi. Kunci sukses yang pertama,” kata Abdul Muis, Direktur Jenderal Pembinaan Konstruksi Perusahaan PUPR di laman PUPR.

Sejak tahun 1978 hingga 2014, hanya 790 km jalan yang dibangun dan digunakan di Indonesia. Jika dihitung selisihnya, penambahan jalan tol sepanjang 2.103 km dalam 10 tahun terakhir.

Artinya, sekitar 72,6% dari total sistem pendapatan yang beroperasi di Indonesia dibangun pada masa kepemimpinan Jokowi. Jumlah ini juga bisa bertambah karena masih banyak sistem keuangan yang masih dalam tahap penyelesaian akhir dan siap dibuka.

Saat ini jalan tol di Indonesia tersebar di seluruh pulau besar. Dari Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan hingga Sulawesi. Di Indonesia, hanya pulau Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang belum memiliki jalan tol.

Banyak jalan raya yang dibangun di Pulau Jawa dengan panjang total 1.782,47 km yang telah dibangun dan digunakan. Lalu, 10,07 km di Bali dan 941,75 km di Sumatera.

Selain itu, jalan tol sepanjang 97,27 km telah dibangun dan dioperasikan di Pulau Kalimantan. Terakhir, panjang tol di Sulawesi sepanjang 61,46 km. Menurut BPJT, terdapat 52 perusahaan komersial yang mengoperasikan 73 jalan tol di Indonesia.

Jalan merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. BPJT mengatakan jalan tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi waktu perjalanan. Keterhubungan antar daerah yang dihubungkan melalui sarana finansial diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian.

Masyarakat mengapresiasi uang infrastruktur era Jokowi

Masifnya pembangunan infrastruktur jalan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo diapresiasi banyak pihak, khususnya masyarakat Jakarta. Seperti Maya, sang asisten pribadi yang setiap hari berkendara melewati kemacetan Jakarta.

Maya mengatakan, pembangunan jalan tol Pulo Gebang – Kelapa Gading yang dibuka Jokowi memudahkan akses menuju tempat kerjanya.

“Sebagai seorang pembalap, dia memberikan penghargaan dan dia sangat baik. “Ada banyak jalan yang belum terbuka sebelum Anda segera memasukinya.” kata Maya saat ditemui iNews Media Group saat Car Free Day (CFD) di Summarecon, Bekasi, Minggu (22/9/2024).

Sebelum tol ini hadir, perempuan berusia 40 tahun ini mengaku lelah mengalami kemacetan di lingkar luar Jakarta.

Oleh karena itu, dia mengkhawatirkannya karena dia terbuang sia-sia dalam perjalanan.

“Ibarat ke kantor, dulu saya tinggal di Cakung, satu jam bisa macet. Nah, dengan adanya Tol Cakung, Kelapa Gading, Bekasi bisa menjadi jalan pintas, ujarnya.

Diketahui, Presiden Jokowi meresmikan Tol Pulo Gebang – Kelapa Gading pada akhir Agustus 2021. Tol sepanjang 9,3 kilometer ini melengkapi Tol Metropolitan Jabodetabek yang merupakan bagian dari lingkar dalam dan lingkar luar Jakarta.

Tol Pulo Gebang-Kelapa Gading juga menjadi salah satu dari enam ruas tol yang direncanakan dibangun di Jakarta dengan panjang 69,78 kilometer.

Maya mengatakan infrastruktur di Indonesia berkembang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir, tidak hanya sarana finansial di dalam kota. Ia menjelaskan, membina dan mendistribusikan lalu lintas juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemimpin selanjutnya.

“Semakin banyak saya datang ke sini dari masa saya, semakin baik, semakin maju. Meski masih mengalami penurunan,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours