El Medina Syeikh Ali Jaber Tuntut RS Medistra Junjung Kebebasan Beragama

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Yayasan El Madina Syekh Ali Jaber Rahimahullah RS Medistra ingin melindungi kebebasan beragama bagi setiap warga negara Indonesia. Sebab, kebebasan beragama dilindungi undang-undang dan konstitusi Indonesia.

Permintaan ini disampaikan SAJR El Madina kepada RS Medistra yang diduga melakukan praktik diskriminatif hingga berujung pada pengunduran diri staf RS Medistra demi membela keimanan Islam. El Madina SAJR prihatin dengan masalah ini.

“Kami menyerukan kepada seluruh institusi di Indonesia, khususnya dalam hal ini RS Medistra, untuk melindungi kebebasan beragama setiap warga negara melalui hukum dan konstitusi Indonesia. Kami juga prihatin atas tindakan diskriminatif terhadap pegawai perempuan muslim di RS Medistra yang pada akhirnya berujung pada kepada “seorang dokter yang meninggalkan lokasi Rumah Sakit Medistra,” kata Deva Rachman, pendiri dan Ketua Dewan Pengawas El Madina SAJR, dalam keterangan tertulis, Selasa (3/9/2024).

Deva Rachman prihatin saat ini masih ada orang yang meminta hijab atau jilbab di tempat kerja. Emansipasi perempuan bagi muslimah memang harus ditingkatkan, apalagi mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.

“Hijab bukanlah halangan bagi muslimah untuk berkontribusi lebih kepada masyarakat, keluarga dan muslimah. RS Medistra patut berbangga dengan muslimah yang berprofesi sebagai dokter profesional di RS Medistra tanpa prasangka buruk dan tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap mereka.” Dia berkata.

Menurutnya, Indonesia harus menjadi tempat bagi seluruh perempuan muslim untuk berpartisipasi, berkarya dan berkontribusi kepada masyarakat dengan rasa nyaman, aman dan damai. Deva berharap hal ini tidak terjadi lagi.

Sebagai informasi, Yayasan Al Madinah Syekh Ali Jaber Rahimahullah (SAJR) merupakan yayasan yang didirikan pada awal tahun 2021 untuk melanjutkan perjuangan mendiang Syekh Ali Jaber. Yayasan tersebut didirikan dan dikelola oleh salah satu istrinya, Deva Rachman. Untuk dakwah Al-Quran dan peningkatan kapasitas muslimah di Indonesia.

Sementara itu, Direktur RS Medistra Agung Budishatriya telah meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat diskriminasi yang dilakukan seorang tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen. Mereka mengatakan masalah ini sedang ditangani oleh pihak berwenang.

“Rumah Sakit Medistra bersifat inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang ingin bekerja sama memberikan layanan kesehatan berkualitas tinggi kepada masyarakat. Kedepannya, kami akan terus mengembangkan rencana pengelolaan metode adopsi dan komunikasi agar pesan yang kami sampaikan dapat dipahami oleh masyarakat. semua pihak,” kata Agung Budishatriya dalam sambutannya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours