PEP Sangatta Berdayakan Petani Madu Kelulut dan Wisata Edukatif di TN Kutai

Estimated read time 3 min read

Jakarta – PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui Program Pembinaan Petani Hutan (Prorekta) Kerurut Sangatta di Kawasan Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Program ini bertujuan untuk meningkatkan budidaya madu kelroot dan mendukung pengembangan wisata edukasi di kawasan lindung.

Proses ini dirancang untuk memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal dan dunia di sekitar kita. Prolecta diluncurkan pada tahun 2021, dengan fokus awal pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan keterampilan petani Kerrut melalui pelatihan pertanian dan ketahanan pangan.

Baca juga: ESDM Rilis Update Batasan BBM Bersubsidi, Jadi 1 Oktober?

Program tersebut telah berhasil menghasilkan berbagai inovasi, termasuk alat pengisap lebah sederhana yang telah dipatenkan, dimulai dari perbaikan sistem pertanian yang tidak efisien. Program ini didukung dengan kegiatan edukasi untuk meningkatkan pemahaman petani mengenai teknik pertanian berkelanjutan.

Direktur Lapangan Sangatta Kahyo Nugroho menegaskan, program CSR yang dikembangkan PEP Lapangan Sangatta didasarkan pada hasil peta sosial wilayah tempat perusahaan beroperasi. “Dengan memahami aspirasi masyarakat lokal, kami dapat memastikan bahwa program yang dilaksanakan berdampak positif dan selaras dengan hasil lokal,” ujarnya, Sabtu (28 September 2024 (Jepang).

Kahyo menjelaskan, program tersebut mengedepankan aspek keberlanjutan dan kolaborasi dengan berbagai mitra antara lain pemerintah daerah, UMKM, dan masyarakat. Pada tahun 2022, pengembangan Prolector akan semakin diperluas dengan diluncurkannya inisiatif Satu Orang Satu Pohon dan inovasi peralatan pemanenan lebah yang efisien.

Program ini juga memasuki sektor pariwisata dengan mengajarkan pertanian Kerrut. Pengunjung bisa belajar langsung dari para petani Kerult yang dilatih sebagai pendidik, termasuk masyarakat rentan yang ikut serta dalam operasional pariwisata tersebut saat ini.

Pada tahun 2023, lima unit bisnis baru akan ditambahkan ke dalam program ini. Kepala Bidang Komunikasi dan CID Zona 9 Elise Fauziya mengatakan subunit tersebut antara lain UMKM produksi madu Kerlut, gerai kreativitas reguler dan kantin zero waste di Kutai Timur, serta Depo Energi Trigona dan bank tempat sampah sederhana.

“Masing-masing subwilayah ini berperan penting dalam mendukung keberlanjutan program, mulai dari produksi lebah, limbah, hingga edukasi lingkungan hidup terhadap masyarakat dan pengunjung,” ujarnya.

Salah satu pencapaian utama Prolekta adalah keberhasilan pengurangan emisi karbon sebesar 0,15172 ton CO2 setara per tahun melalui daur ulang sampah rumah tangga dan daur ulang sampah plastik sebagai input pertanian. Pak Ellis menambahkan, program ini secara langsung memberdayakan 25 orang, khususnya dalam pengembangan produk lokal seperti madu Kerrut dan produk-produknya.

Baca juga: Mengapa Israel Menyerang Lebanon? Ternyata Ini Alasannya

Bapak Toriyono, presiden Reborn Forestry Group di Trigona, mengatakan Prolector tidak hanya membawa manfaat ekonomi tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan. Program ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pengembangan wisata edukasi yang bertanggung jawab. “Kami dengan senang hati menyambut wisatawan yang ingin belajar tentang budidaya lebah kerrut, namun kami tetap mengutamakan kesehatan lebah,” kata Toriyono.

Pengembangan wisata edukasi Kerrut berhasil menarik sekitar 1.400 pengunjung setiap tahunnya. Selain memberikan manfaat edukasi, sektor ini juga menawarkan produk kreatif tradisional Kutai Timur dan makanan olahan berbahan madu Kerult seperti kue jahe, teh madu Kerult, dan brownies madu Kerult. Dengan berjualan, kami berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat.

Program Prolekta mendukung pengembangan teknologi baru dan inovasi berkelanjutan di sektor peternakan lebah Kerult. Selain dua paten sederhana yang telah diberikan, program ini terus mengembangkan teknologi mutakhir untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. PEP Sangatta Field bertujuan menjadikan Prorekta sebagai model program CSR mandiri yang mempunyai dampak jangka panjang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours