Hasil Pertanian dan Maritim Sumber Pendapatan Kerajaan Kediri

Estimated read time 2 min read

Kerajaan Kediri mengelola pendapatan daerah untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Saat itu Kerajaan Kediri bergantung pada pendapatan pertanian dan kelautan.

Masyarakat Kediri sebagian besar menggantungkan pendapatan ekonominya dari berdagang, beternak dan bertani hingga mereka yang tinggal di daerah pedalaman.

Pada saat yang sama, mereka yang tinggal di pesisir bergantung pada perdagangan dan kapal. Hubungan dagang terjalin dengan Maluku dan Sriwijaya. Sejak awal berdirinya kerajaan, Kediri dikenal sebagai daerah penghasil padi, kapas, dan ulat sutera.

“Kerajaan Kediri sangat sukses, hal ini terlihat dari kerajaan yang mampu memberikan penghasilan yang cukup kepada para pekerjanya, padahal mereka hanya digaji dari hasil pertanian,” kutip Soedjipto Abimanyu dalam bukunya “Babad”. .Tanah Jawi”. .

Pemerintah Kediri sangat khawatir dengan kondisi masyarakatnya saat itu. Oleh karena itu, pertanian, perdagangan dan peternakan berkembang pesat. Kediri tercatat memiliki lebih dari 300 pejabat yang melakukan pencatatan dan pengelolaan seluruh pendapatan kerajaan.

Selain itu, dikatakan bahwa setidaknya 1.000 pekerja berpangkat rendah berjaga di benteng dan benteng kota, serta gedung distribusi makanan. Hal ini meningkatkan kehidupan sosial masyarakat sehingga pada saat itu masyarakat hidup sejahtera dan damai.

Kehidupan sosial pada masa Kerajaan Kediri dapat dilihat dalam buku Ling-Wai-Tai-Ta karangan Chou Ku-Fei pada tahun 1178 Masehi. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa masyarakat Kediri memakai baju selutut dan memiliki rambut tergerai.

Rumah secara umum sangat bersih dan rapi. Lantainya ubin kuning dan hijau. Sementara itu, masyarakat Kediri terbagi menjadi tiga golongan sesuai dengan kedudukannya dalam pemerintahan kerajaan.

Yang pertama adalah kelompok masyarakat utama kerajaan, yaitu masyarakat di lingkungan raja dan sanak saudaranya serta beberapa abdi dalemnya.

Kelompok kedua adalah masyarakat petani (wilayah), yaitu komunitas para pemimpin atau pejabat pemerintah di wilayah (wilayah) pertanian.

Kelompok terakhir yang menjadi bagian kerajaan adalah komunitas non-pemerintah. Kelompok ini merupakan kelompok masyarakat yang tidak mempunyai jabatan resmi atau hubungan dengan pemerintah atau berwiraswasta.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours