Kemenhub: Rencana tarif KRL berbasis NIK bergantung hasil pembahasan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati mengatakan pelaksanaan pembayaran subsidi Kereta Listrik Jabodetabek (KRL) berdasarkan Indeks Populasi (NIC) akan bergantung pada buah lagu tersebut. -diskusi kelompok, komentar publik dan tanggapan dari berbagai pemangku kepentingan.

Hal itu disampaikan Adita menanggapi realita rencana penerapan tarif KRL NIC Jabodetabek pada tahun 2025.

Nanti kita lihat, kita lihat apa hasil pembahasannya, perlu konsultasi publik, untuk melihat kekuatan dan tanggapan para pendukung, katanya di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Kamis. .

Adita mengatakan, informasi penerapan tarif finansial KRL Jabodetabek di NIC baru keluar pada tahun 2023. Informasi ini dirilis untuk membuat transportasi umum lebih mudah diakses.

“Kalau dilihat juga jadi kendala, artinya kita harus mengulang banyak pengumuman setiap tahunnya, termasuk pilotnya dan dananya,” ujarnya.

Selain itu, menurutnya, PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) juga memiliki sistem yang baik, yaitu dapat melaksanakan aset KRL berbasis NIK.

Dia berjanji, jika tarif finansial KRL Jabodetabek diterapkan berdasarkan NIC, maka akan menyusul perbaikan fasilitas pelatihan dan stasiun komunitas.

“Yang jelas KAI terus meningkatkan fasilitasnya,” ujarnya.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Vasal menyatakan proyek pengaturan tiket KRL Jabodetabek berbasis NIC tidak akan dilaksanakan.

Menurut Risal, untuk merealisasikan skema pajak tol KRL, DJKA Kementerian Perhubungan masih melakukan pembicaraan dengan pihak terkait.

“Kedepannya proyek ini akan dilaksanakan secara bertahap dan sebelum dilaksanakan akan disosialisasikan kepada masyarakat,” ujarnya.

DJKA Kemenhub, menurut Risal, akan membuka konsultasi publik dengan para ahli dan masyarakat untuk memastikan skema pembayaran yang diterapkan tidak membebani pengguna jasa KRL Jabodetabek.

Sosialisasi kepada masyarakat, menurutnya, akan dilakukan setelah pembahasan program pembayaran di daerah, dan merupakan bagian untuk mendekatkan masyarakat.

Kabar bantuan dana KRL kepada NIK belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial. Hal ini bermula dari laporan yang mengutip informasi Buku II Anggaran RAPBN 2025 dari pemerintah yang dikirimkan ke DPR untuk dibahas bersama.

Dalam dokumen tersebut, anggaran PSO ditetapkan sebesar Rp4,79 triliun yang bertujuan untuk mendukung peningkatan kualitas dan inovasi pelayanan kelas ekonomi kendaraan kereta api, termasuk KRL Jabodetabek.

Sejumlah perbaikan telah dilakukan, salah satunya adalah perubahan sistem distribusi pendapatan pada tahun depan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours