Samsung vs China: Persaingan Sengit di Industri Semikonduktor

Estimated read time 2 min read

JAKARTA — Raksasa teknologi Korea Selatan Samsung Electronics menyingkirkan para pesaingnya di pasar chip kecerdasan buatan yang sedang booming. Perusahaan mengatakan laba kuartal ketiganya akan jauh dari ekspektasi pasar, sehingga menyebabkan kekecewaan di kalangan investor.

Samsung memperkirakan laba operasional sebesar 9,1 triliun won (R105 triliun) untuk tiga bulan yang berakhir pada 30 September, jauh di bawah perkiraan LSEG SmartEstimate sebesar 10,3 triliun won.

“Pendapatan tersebut mengejutkan dibandingkan dengan perkiraan awal banyak analis,” kata Lee Min-hee, analis di BNK Investment & Securities, seperti dilansir Reuters.

Tantangan di pasar chip AI Samsung telah mengumumkan bahwa kemitraan bisnis chip AI dengan salah satu raksasa teknologi telah ditunda. Sebaliknya, pesaing di Tiongkok terus meningkatkan pasokan chip konvensional, sehingga berkontribusi terhadap penurunan pendapatan semikonduktor Samsung.

Samsung lambat dalam menanggapi permintaan pasar akan chip AI yang berkembang pesat. Hal ini memaksa mereka untuk lebih bergantung pada kapal tradisional dengan margin lebih rendah, yang membuat mereka lebih rentan terhadap persaingan dari Tiongkok.

Yang Hyun Joon, wakil presiden divisi solusi perangkat Samsung Electronics, mengakui tantangan yang dihadapi perusahaan.

“Ada kekhawatiran mengenai daya saing teknologi (chip) kami. Beberapa orang bahkan berbicara tentang krisis yang dihadapi Samsung. Ini adalah masa-masa ujian,” jelas Yang Hyun Joon.

Keterlambatan Chip HBMSSamsung mengatakan, selain tertundanya penjualan chip HBM3E kelas atas, ada beberapa faktor yang juga berkontribusi terhadap penurunan laba Samsung. Misalnya, peningkatan pasokan produk-produk “lama” dari pesaing Tiongkok karena biaya yang hanya terjadi sekali saja seperti alokasi “stimulus” dan nilai tukar mata uang lokal yang menguntungkan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours