IHSG diprediksi variatif seiring sentimen domestik dan global

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin diperkirakan bergerak berbeda sesuai tren lokal dan internasional. Sementara indeks Kelompok 45 Sektor Unggulan atau LQ45 turun 0,10 poin atau 0,01 persen menjadi 973,09. “IHSG diperkirakan akan kembali berfluktuasi pada minggu ini, mengingat minimnya sentimen dari pasar dalam dan luar negeri pada minggu depan,” kata Tim Riset Lotus Andalan Securitas dalam kajiannya di Jakarta, Senin. Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Pak Mulyani akan menggelar konferensi pers pada Senin (23/9) mengenai APBN kita tentang besaran penghimpunan dan pengeluaran dana masyarakat sampai dengan Agustus 2024. Rapat APBN kemungkinan besar akan menjadi rapat Pak Mulyani. Konferensi pers terakhir sebagai pemerintahan baru akan dibentuk dengan pergantian Oktober 2024 mendatang. Di sisi lain, pada Rabu (25/09), FTSE Russell secara resmi akan menghapus saham tersebut dari indeks FTSE. Dalam keterangan FTSE, mereka menjelaskan ada empat pemegang saham yang menguasai 97 persen dari seluruh saham yang dikeluarkan. Pelaku pasar tampaknya masih menimbang dampak dikeluarkannya saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dari indeks FTSE yang membuat IHSG berkinerja buruk. Dari luar negeri, pelaku pasar secara umum merespons positif keputusan The Fed dengan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) melebihi ekspektasi pasar yang hanya sebesar 25 bps. Pemotongan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020, atau sejak awal pandemi Covid-19 empat tahun lalu. Pelaku pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga hingga 25 bps pada bulan November 2024, dengan peluang sebesar 48,9 persen dari perkiraan 50 bps, menurut alat FedWatch CME. Hari ini akan ada rilis data pertama dari S&P Global Manufacturing PMI dan Services PMI periode hingga September 2024. Tercatat, PMI Manufaktur AS Global S&P sedikit membaik menjadi 47,9 pada periode tersebut. Mulai awal 48 Agustus 2024. , atau mewakili penurunan signifikan pada sektor manufaktur AS selama tahun ini. Kemudian, pada hari Kamis (26/09), data pengangguran dan data pengangguran awal AS akan terus berlanjut. Sepanjang minggu ini, juga akan ada pembicaraan dari anggota FOMC yang membentuk pasar saham. Sementara itu, bursa Wall Street AS pekan lalu sangat menguat, pelaku pasar merespons positif penurunan suku bunga yang dilakukan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Secara point-to-point, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,06 persen, S&P 500 naik 1,23 persen dan Nasdaq Composite naik 2,02 persen. Bahkan, Wall Street berhasil mencetak rekor tertinggi baru pada perdagangan Kamis kemarin. Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones menguat 0,09 persen. Sayangnya, S&P 500 dan Nasdaq stagnan, masing-masing menguat 0,19 persen dan 0,36 persen. Di bursa regional Asia pagi ini, Indeks Hang Seng menguat 76,24 poin atau 0,42 poin ke level 18.334,81, Indeks Shanghai Composite naik 10,88 poin atau 0,40 persen ke level 2.747,69, dan Indeks Straits Times menguat 10,48 poin atau 50,50 persen. ke 10,4350. Sementara itu, indeks Nikkei (Jepang) sedang libur memperingati hari libur nasional. Baca Juga: Dengar, Analis Rekomendasikan Opsi Perdagangan di Kamis Baca Juga: BEI: Investor Boleh Beli Saham “Big Caps” Dengan Modal Di Bawah Rp 50 Ribu: Cinarmus Securitas: Penguatan Rupiah Akan Bantu Kesehatan

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours