WHO: RS di Lebanon “kewalahan” dengan lonjakan pasien luka-luka

Estimated read time 2 min read

London (Antara) – Rumah sakit di Lebanon “kewalahan” dengan banyaknya pasien yang terluka akibat konflik antara Israel dan Hizbullah, kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (2/10).

“Jumlah korban tewas di Lebanon terus meningkat dan rumah sakit kewalahan dengan jumlah pasien yang terluka. Sistem kesehatan telah dilemahkan oleh serangkaian krisis dan kini berjuang untuk memenuhi permintaan yang sangat besar,” tulis Tedros di Square X.

Tedros bertemu dengan duta besar Liga Arab di Jenewa dan membahas situasi kesehatan di Lebanon dan wilayah tersebut.

Ia mengatakan mereka sepakat bahwa pasien, petugas kesehatan dan warga negara, termasuk pengungsi, harus “dilindungi dan diberikan layanan kesehatan yang mereka butuhkan”.

WHO bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Lebanon untuk memastikan rumah sakit memiliki pasokan medis yang memadai dan staf medis yang terlatih untuk menangani kejadian bencana, katanya.

“Tetapi bantuan lebih banyak diperlukan dan kami meningkatkan respons kami, namun yang paling dibutuhkan oleh masyarakat Lebanon, Gaza, Israel, dan seluruh Timur Tengah adalah perdamaian,” kata Sekretaris Jenderal WHO.

“Konflik harus dihentikan agar tidak terjadi kerugian dan masalah lagi. Jika konflik terus berlanjut maka akan berdampak buruk bagi kawasan. Obat terbaik adalah perdamaian,” ujarnya.

Ketegangan meningkat di wilayah tersebut sejak serangan brutal Israel di Jalur Gaza Oktober lalu, yang menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, setelah serangan Hamas.

Sejak 23 September, serangan Israel telah menewaskan 1.928 orang dan melukai lebih dari 9.300 orang, dengan konflik menyebar ke seluruh Lebanon.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours