Pencak silat dan harapan baru olahraga NTT di level nasional

Estimated read time 5 min read

Medan (ANTARA) – Muhammad Zaki Zikrillah Prasong berteriak kencang setelah juri mengumumkan dirinya menjadi juara final pencak silat PON Aceh-Sumut di GOR Veteran B +50 hingga 55kg putra 2024, Medan.

“Yeeesss…” ucapnya lantang dan membungkukkan badannya di arena.

Suara keras tersebut menimbulkan rasa gembira dan puas saat mereka berhasil menganugerahkan medali emas dari cabang pencak silat Nusa Tenggara Timur (NTT).

Zaki melengkapi kemenangan NTT dengan menambah medali emas ketiga. Dua medali emas lagi diraih rekan setimnya, Andini Cahyadewi Aklis, pada kategori lomba A +44 hingga 50 kg putri, dan Antonius Efren Tuke Eduk meraih emas pada nomor lomba A +45 hingga 50 kg.

Selain tiga medali emas, dua medali perunggu juga diberikan kepada pencak silat Jenny Kause dan Ronaldo Neno.

Tiga keping emas pemberian cabang pencak silat merupakan hadiah terbaik. Pasalnya, selama 4 hari PON digelar, setelah dibuka Presiden Joko Widodo pada 9 September, tak ada satupun medali emas yang diberikan kepada kontingen NTT, ada 188 atlet yang ikut serta. Pegulat Nusa Tenggara Timur Muhammad Zaki Zikrillah Prasong (kedua kiri) berfoto bersama peraih medali lainnya saat menerima medali emas usai menjuarai PON 2024 Divisi B Aceh-Utara Sumatera Putra +50 hingga 55 kg. cabang pencak silat di GOR Veteran Medan, Jumat (13/09/2024). ANTARA/Aloysius Lewokeda/Am.

Sebelumnya, NTT berhasil meraih emas pertama melalui kriket yang dimainkan menjelang pembukaan PON, namun tim kriket kalah di laga terakhir sehingga meraih perak. Selain itu, medali perak juga diraih Dhamma Laksmita Sukaton melalui perjuangan atlet triathlon.

Andini, Antonius, dan Zaki akhirnya berhasil memecah kebuntuan dengan memberikan tiga medali emas kepada NTT sekaligus mengantarkan pencak silat NTT mencatat sejarah baru.

Selama mengikuti pesta olahraga terbesar nasional itu, baru kali ini pencak silat NTT berhasil meraih lebih dari satu medali emas. Pada PON 2020 di Papua misalnya, pencak silat NTT hanya mampu meraih 1 emas dan 2 perunggu.

Dengan perolehan tiga medali emas, NTT mengumpulkan medali menjadi 12 medali, terdiri dari tujuh perunggu, dua perak, dan tiga emas, hingga Sabtu sore (14/9).

Berikutnya: Bekerja keras Bekerja keras

Bobby Boymau, pelatih tim pencak silat NTT, sulit menggambarkan perasaan campur aduk yang dirasakannya setelah melihat timnya berjuang keras di lapangan meski berlumuran darah dan meraih medali emas.

Perjuangan sengit tersebut setidaknya tercermin dari aksi para atlet yang nyaris mengalami cedera serius saat bertanding. Seperti pada pertandingan yang dijalani Antonius misalnya, ia menjerit kesakitan saat menerima pukulan di bagian leher lawannya. Lehernya ditahan hingga harus menghentikan permainan beberapa saat untuk mendapat perawatan medis.

Begitu pula Zaki dan Andini yang harus terlihat lelah di penghujung pertandingan namun tetap harus bertahan dan menyerang lawan agar tidak kehilangan poin hingga bel berbunyi.

“Anak-anak sudah berusaha keras,” kata Bobby.

Diakuinya persaingan meraih juara PON kali ini sangat ketat. Dua atlet hebat yang sebelumnya bercita-cita meraih emas pun harus gagal di peringkat ketiga demi meraih perunggu. Petarung NTT Muhammad Zikri (kiri) ditabrak calon pesilat I Kadek Astawa (kanan) saat babak perempat final pertandingan B 50-55 kilogram putra Pencak Silat PON XXI Remaja Aceh-Sumut 2024. dan Veteran GOR Dinas Olahraga (Disporasu), Medan, Sumatera Utara, Selasa (10/9/2024). Pegulat NTT mengalahkan pegulat Bali dengan skor 44-22. DALAM FOTO/Yulius Satria Wijaya/no. (FOTO ANTARA/YULIUS SATRIA WIJAYA)

Waktu harus bekerja keras di setiap pertandingan, hingga akhirnya ketiganya bisa masuk final dan meraih emas.

Atlet bekerja keras tidak hanya saat memainkan pertandingan nyata di arena. Selama proses pelatihan, mereka harus menjalani pelatihan intensif dengan fasilitas pendukung yang terbatas.

Dalam keterbatasan tersebut, Bobby terus mendorong para atletnya untuk bekerja keras dan memiliki mental pantang menyerah. Mentalitas itulah yang menjadi amunisi efektif untuk mengalahkan lawan hingga late game.

Diakui Bobby, prestasi tersebut bukan hanya berkat kerja keras para atlet, namun juga berkat campur tangan banyak pihak, seperti orang tua dan kerabat atlet Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) NTT serta pemerintah setempat.

Oleh karena itu, ia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga pencak silat NTT kini semakin percaya diri bersaing di tingkat nasional.

Berikutnya: Harapan Baru Harapan Baru

Hasil baik yang diraih cabang pencak silat menjadi angin segar yang menghidupkan kembali prestasi olahraga NTT.

Bagi Bobby, prestasi tersebut membawa harapan baru untuk bersaing di bidang olahraga prestasi. Pencak silat kini bisa menjadi olahraga andalan NTT untuk dipertandingkan di tingkat nasional.

Ia juga berharap seluruh insan pencak silat di Provinsi Selaksa Nusa dapat menjadikan momen kemenangannya sebagai motivasi untuk membangun prestasi olahraga, tidak hanya pada pencak silat saja namun juga pada cabang olahraga lainnya.

“Kami harus lebih kuat,” katanya. Atlet pencak silat putri Nusa Tenggara Timur Andini Cahyadewi Alkis (kanan) melawan Jakarta Suci Wulandari dalam pencak silat PON PON 2024 Aceh-Sumut PON 2024 GOR Veteran, Medan, Jumat (13). /9/2024). (ANTARA/Aloysius Lewokeda) (ANTARA/Aloysius Lewokeda) Juara emas pencak silat Zaki Prasong pun semakin termotivasi untuk terus meningkatkan prestasinya usai meraih emas di PON Aceh-Sumut 2024.

“Di hadapan pencak silat NTT lebih maksimal untuk meraih prestasi yang lebih besar lagi,” ucapnya.

Ia mengatakan prestasinya bersama kawan-kawan bisa menjadi stimulus untuk mengangkat prestasi olahraga NTT agar bisa bersaing dengan daerah lain yang sudah banyak mengoleksi medali emas di seluruh ajang PON.

Dari segi prestasi, Zaki punya ambisi besar, yakni meraih medali emas di setiap ajang PON yang menjadi tradisi NTT, tidak hanya di pencak silat saja, tapi di semua cabang yang digelutinya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours