Menjaga lahan pertanian di Cirebon dari ancaman kekeringan

Estimated read time 4 min read

Cirebon (Antara) – Kawasan pertanian tertentu di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dilanda kekeringan sehingga mengancam penghidupan ribuan petani di wilayah tersebut. Karena pada musim kemarau, lahan sawah pada umumnya tersebar di lahan kering dan pecah-pecah. Situasi menjadi kritis akibat menyusutnya aliran sungai yang menjadi sumber utama irigasi pertanian di kawasan tersebut. Ada kekhawatiran bahwa kekeringan akan mengurangi produksi pangan dan mengancam perekonomian pedesaan. Tidak hanya kekeringan, intrusi air laut juga menimbulkan ancaman lain yang semakin mendekat ke daratan. Air asin sudah mulai masuk ke lahan pertanian dan dikhawatirkan kualitas lahan akan menurun. Semua kondisi tersebut dialami oleh para petani Desa Surnengla, Kecamatan Surnengla, Kabupaten Cirebon. Pasalnya, kawasan ini termasuk yang paling terdampak kekeringan saat musim kemarau. Berdasarkan statistik beberapa tahun terakhir, sekitar 7.000 hektare sawah di Cerebon biasanya terdampak kekeringan saat musim kemarau. Kawasan pertanian rawan kekeringan tersebar di beberapa titik, seperti Karangwareng, Karangsembung, Kubangkarang, Lemahabang, dan Capetkan, Gunungjati hingga Siwaringin. Pemompaan Terhadap situasi pertanian seperti ini, Pemerintah Kabupaten Cirebon memberikan program pompa yang merupakan salah satu upaya utama untuk menyelamatkan perekonomian pertanian. Program Kementerian Pertanian (Kementan) RI mampu mengatasi masalah kekeringan dan efektif menjaga ketersediaan pangan. Program pemompaan ini memungkinkan petani untuk terus menanam padi meski dalam kondisi kering. Pemerintah Kabupaten Cirebon mengatakan program pemompaan ini dapat melindungi lahan pertanian agar tetap produktif dengan pengairan yang lebih baik. Dari 138 unit pompa air yang disalurkan Kementerian Pertanian kepada kelompok tani di Kabupaten Cirebon, kini sudah terpakai sebanyak 115 unit dan petani merasakan manfaatnya. Selain bantuan tersebut, para petani juga mendapat bantuan dari CODIM 0620/Cerebon yang menyalurkan 90 unit pompa untuk digunakan pada lahan yang terkena dampak kekeringan. Melalui pemompaan ini, masa panen dan tanam padi bisa diperpanjang, misalnya awalnya hanya satu hingga dua kali dalam setahun. Misalnya saja sawah di Pejambon, Cirebon seluas 22 hektare yang saat ini diairi air melalui program pemompaan. Pj Bupati Cerebon Wahue Mijaya menjelaskan, pada saat yang sama para petani juga mengefisienkan penggunaan bahan bakar pompa air dengan beralih ke gas menggunakan premium sehingga biaya operasional menjadi lebih murah. Pemerintah Kabupaten Cirebon mengajak para petani untuk berpartisipasi dalam Program Asuransi Pertanian yang hadir sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kerusakan akibat Puso. Meski ada beberapa prosedur khusus yang perlu dijalani untuk menyelesaikan klaim, namun asuransi pertanian penting untuk memberikan jaminan kepada petani dalam menghadapi ketidakpastian iklim. Langkah ini tidak hanya membantu para petani untuk tetap produktif dalam menghadapi tantangan, namun juga mengurangi biaya yang harus mereka tanggung. Melalui berbagai upaya, pemerintah berupaya mengurangi dampak kekeringan musim kemarau tahun 2024, agar tidak merusak produktivitas sektor pertanian di Kabupaten Cirebon. Restorasi Lahan Selain pemompaan, Pemerintah Kabupaten Cirebon juga melakukan berbagai upaya untuk memulihkan lahan pertanian yang terkena dampak kekeringan pada musim kemarau. Langkah ini dilakukan agar tingkat produktivitas padi tidak anjlok, khususnya pada panen kedua tahun 2024. Sebelumnya, pada panen pertama atau Mei 2024, petani di Kabupaten Cirebon berhasil memanen sekitar 115.689 ton beras dengan produktivitas. 6,2 ton per hektar. Sabtu (24/8/2024) Status lahan pertanian yang telah dipanen di Kabupaten Serebon, Jawa Barat. (Antara/Fathnoor Rohman) Alex Suheriawan, Kepala Dinas Pertanian Serebon (DUR), menjelaskan upaya pemulihan tersebut bertujuan untuk mengurangi dampak kekeringan yang menyebabkan kerusakan signifikan pada lahan pertanian di wilayah tersebut pada tahun lalu.

Kabupaten Cirebon Distan mencatat, total lahan yang terkena dampak kekeringan mencapai 1.002 hektar pada tahun 2023, dengan 31 hektar mengalami puso atau gagal panen, sedangkan sisanya berhasil dipulihkan melalui berbagai upaya pemerintah daerah.

Sektor pertanian di Kabupaten Cerebon merupakan salah satu penyumbang utama ketahanan pangan di Jawa Barat, sehingga upaya pemulihan menjadi prioritas pemerintah daerah.

Selain itu, untuk menjamin ketersediaan air irigasi yang memadai, Diston Cirebon selalu berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cirebon untuk memenuhi kebutuhan air lahan pertanian.

Distan Cirebon juga melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi air, secara bergilir, desain kering, dan pemeliharaan saluran irigasi untuk memenuhi kebutuhan air petani.

Langkah-langkah tersebut membantu menjaga produktivitas pertanian di Cerebon, sehingga produktivitas tanah tetap tinggi.

Selain itu, Dinas Pertanian meminta petani menggunakan varietas padi yang lebih tahan kekeringan terutama pada musim tanam kedua atau musim kemarau sesuai rekomendasi Kementerian Pertanian (Kementan).

Dengan semakin banyaknya varietas yang tahan, tanaman padi dapat bertahan meski persediaan air terbatas.

Melalui berbagai upaya tersebut, pemerintah menyelamatkan perekonomian petani dan juga menyelamatkan pasokan pangan daerah Sireban. Padi dibudidayakan di sawah di Kabupaten Cerebon, Jawa Barat. (Antara/Fathnoor Rohman)

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours