Kewajiban neto investasi internasional RI pada kuartal II-2024 turun

Estimated read time 2 min read

JAKARTA dlbrw.com – Pada triwulan II-2024, posisi investasi internasional Republik Indonesia (RI) mencatat utang bersih sebesar 247,3 miliar dolar AS, turun dibandingkan utang bersih akhir triwulan I sebesar 253,9 miliar dolar AS. . . Miliaran dolar AS.

“Penurunan utang bersih berasal dari promosi Aset Keuangan Luar Negeri (AFLN) dan penurunan Kewajiban Keuangan Luar Negeri (KFLN),” kata Kepala Departemen Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono. Komunikasi. Jakarta, Rabu.

Erwin mengatakan posisi AFLN Indonesia membaik karena meningkatnya investasi penduduk di berbagai instrumen keuangan luar negeri.

Posisi AFLN pada akhir triwulan II-2024 sebesar US$ 491,5 miliar, naik 1,2% dari US$ 485,7 miliar pada akhir triwulan I-2024.

Peningkatan posisi ini disebabkan oleh peningkatan penempatan di hampir seluruh komponen AFLN, khususnya dalam bentuk instrumen utang. Kenaikan posisi AFLN juga dipengaruhi oleh perubahan faktor lain terkait kenaikan harga banyak aset mata uang asing.

Posisi KFLN Indonesia menurun karena kuatnya aliran masuk mata uang asing pada investasi langsung dan investasi portofolio. Posisi KFLN Indonesia turun 0,1 persen (qtq) menjadi US$739,6 miliar pada akhir triwulan I tahun 2024 dari US$738,7 miliar pada akhir triwulan II tahun 2024.

Investasi langsung dan investasi portofolio dari perspektif perekonomian dalam negeri; Surplus masih berlanjut, mencerminkan optimisme investor terhadap rendahnya inflasi dan imbal hasil investasi yang menarik.

Perkembangan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh depresiasi instrumen keuangan domestik seiring dengan penguatan nilai tukar dolar AS, serta penurunan harga saham domestik dan sebagian besar mata uang global, termasuk rupiah.

Bank Indonesia memberikan resistensi eksternal karena melihat perkembangan IPI Indonesia tetap terjaga pada kuartal II-2024. Rasio PII Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) diproyeksikan meningkat sebesar 18,1 persen pada kuartal kedua tahun 2024; Pada triwulan I 2024 kurang dari 18,4 persen.

Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia didominasi oleh instrumen jangka panjang (92,8 persen), sebagian besar dalam bentuk investasi langsung.

Ke depan, Bank Indonesia tetap fokus pada dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi potensi PII Indonesia dan terus memperkuat bauran kebijakan yang didukung oleh integrasi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait dengan penguatan ketahanan sektor eksternal.

Selain itu, Bank Indonesia akan terus mencermati potensi risiko net debt PII terhadap perekonomian.

Baca Juga: Menperin Optimalkan Kerja Sama Indonesia-Jepang Lewat Jetro Research Baca Juga: Indonesia Bahas Peningkatan Kerja Sama Manufaktur dengan Turki

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours