UKRIDA Dukung Konsep Kampus Berkelanjutan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) menerapkan berbagai inisiatif berkelanjutan untuk menjaga lingkungan. Salah satunya adalah dengan mengurangi penggunaan plastik dan menggantinya dengan kaca.

Ukrida juga menyediakan stasiun isi ulang air di kampus. Kampus juga mengolah sampah organik menjadi kompos, membuat lubang biopori, dan memasang lampu LED hemat energi di setiap ruangan.

Baca Juga: Prodi Psikologi UKRIDA Raih Akreditasi Unggul BAN PT

Selain itu, UKRIDA juga berperan dalam penghijauan di sekitar kampus, termasuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Flyover Kebon Jeruk dan Taman Kreasi di Jakarta Pusat.

UKRIDA juga menjadi salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang aktif mengikuti UI GreenMetric World University Rankings 2023 tingkat nasional.

Dalam rangka mengangkat isu kelestarian lingkungan hidup, UKRIDA menyelenggarakan kuliah umum (Kultum) selama tujuh puluh menit dengan topik Kelestarian lingkungan hidup, perubahan iklim dan emisi net zero. Pemaparan ini menghadirkan Diaz Hendropriyono, Asisten Khusus Presiden RI yang membahas isu-isu penting terkait perubahan iklim dan emisi karbon di Auditorium UKRIDA Kampus 1 Jakarta Barat.

Diaz menekankan pentingnya melibatkan semua pihak dalam inovasi untuk mencapai emisi net zero. Ia menyoroti konsumsi berlebihan manusia terhadap makanan, tempat tinggal, pakaian dan alat transportasi, serta penggunaan bahan bakar fosil secara besar-besaran.

Eksploitasi ini menyebabkan peningkatan emisi, penipisan atmosfer, dan memperburuk perubahan iklim global.

Theresia Citraningtyas, Wakil Rektor UKRIDA yang membidangi kemahasiswaan, alumni, kerjasama dan kewirausahaan, mengatakan UKRIDA memberikan perhatian khusus pada isu keberlanjutan. Kampus ini dikenal sebagai institusi dengan nilai keberlanjutan yang tinggi. Sehingga kehadiran Diaz Hendropriyono diapresiasi karena topik yang disampaikannya sangat relevan khususnya bagi civitas akademika UKRIDA.

Gambar tersebut menggambarkan keadaan bumi saat ini dengan analogi kapal Titanic. “Orang-orang terlalu sibuk mengurus urusannya sendiri sementara Bumi, seperti Titanic, menghadapi ancaman besar yang tidak kita ketahui,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (10/07/2024).

Mahasiswa UKRIDA, Jonathan Christ dari Program Studi Teknik Sipil mengatakan, kuliah tamu ini memberikan wawasan berharga dan membangkitkan kesadaran akan bahaya perubahan iklim bagi dunia, khususnya Indonesia, sebagai generasi muda.

Ia berharap seminar atau kuliah umum serupa akan lebih sering diadakan agar semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pencegahan perubahan iklim.

Dalam kesempatan yang sama, Zqlly Melanesia Papuana Kareth, mahasiswa Program Studi Kedokteran menyampaikan bahwa kuliah umum yang diberikan merupakan topik yang sangat menarik.

Menurutnya, penting bagi pelajar dan generasi muda untuk memahami faktor dan dampak penyebab perubahan iklim. Ia berharap ke depan perubahan iklim ekstrem dapat segera dibantu dengan inovasi-inovasi yang mengurangi dampak efek rumah kaca.

Salah satu mahasiswa yang aktif mengikuti kuliah tamu, Gerald Grady, mahasiswa Program Studi Teknik Industri pun turut memberikan tanggapan.

“Presentasi publik dari pembicara sangat menarik. Pemateri memaparkan berbagai aspek penyebab perubahan iklim dan pemanasan global,” ujarnya.

Subtopik yang paling menarik adalah isu energi. Listrik dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti batu bara dan minyak tanah, namun sumber-sumber tersebut mempunyai banyak dampak negatif.

“Berbagai langkah praktis yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengurangi perubahan iklim global sudah lebih diketahui,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours