Revitalisasi Industri Pupuk Dongkrak Produktivitas Pertanian RI

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudariono mendukung upaya kebangkitan industri pupuk di bawah naungan PT Pupuk Indonesia (Persero) agar proses produksi lebih efisien sehingga menghasilkan pupuk berkualitas. Hal tersebut disampaikan Sudaryono pada Kamis (22/08/2024) saat mengunjungi Pupuk Sriwidjaja (Pusri) di Palembang, Sumatera Selatan.

“Pupuk Sriwidjaja itu sudah melegenda. Tentunya kita dorong untuk memperbaiki peralatan agar (kebangkitan) meningkatkan efisiensi produksi dan menghasilkan pupuk yang berkualitas, pupuk yang harganya terjangkau. Kalau efisien maka biaya produksi akan turun, kata Sudaryono. keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (23/8/2024).

Wakil Menteri Pertanian menyampaikan, peningkatan produktivitas pertanian memerlukan pupuk yang berkualitas tinggi dan ketersediaan pupuk dari pabrik yang modern dan efisien. Sementara itu, pemerintah meningkatkan alokasi pupuk bersubsidi dari semula 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton pada tahun 2024, serta memperbaiki sistem irigasi sawah dengan menyediakan 64 ribu pompa di seluruh Indonesia agar bisa menanam lebih banyak. . Seperti setahun sekali.

“Kita sudah lakukan di mana-mana, jumlah pupuk tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2023. Relatif stabil, pasti, bahkan banyak pupuk yang tersedia di pengecer, tapi tidak terserap. Ini menggembirakan,” kata Sudariono.

Sementara itu, Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto menyambut baik dukungan Wakil Menteri Pertanian terhadap upaya kebangkitan industri pupuk tanah air. Langkah kebangkitan ini sejalan dengan dukungan terhadap Program Produktivitas Pertanian Nasional.

“Komitmen Pupuk Indonesia dalam mendukung pemerintah dalam program produktivitas pertanian tanah air adalah dengan menjaga ketersediaan stok sesuai regulasi,” kata Bob. 

Bob mengatakan, persentase cadangan negara per 21 Agustus 2024 sebanyak 1.220.283 ton yang terdiri dari urea 683.930 ton, NPC Fonsca 522.501 ton, dan NPC kakao formula 13.852 ton. Alokasi tersebut lebih besar dari kebutuhan minimal pemerintah yang sebesar 363.190 ton atau sekitar 263 persen.

“Stoknya saat ini berada di gudang Lini I (gudang produsen) hingga gudang Lini III (Tingkat Kabupaten/Kota). Kami berharap petani dapat mengoptimalkan serapan pupuk bersubsidi di sisa empat bulan ini untuk menunjang produktivitas pertanian,” kata Bob. .

Bob mengatakan, stok pupuk bersubsidi yang diproduksi Pupuk Indonesia di Sumsel sebanyak 20.796 ton, terdiri dari urea 10.395 ton, NPK Phonska 10.393 ton, dan NPK protein kakao delapan ton. Bob mengatakan, ketersediaan persediaan setara dengan 179 persen kebutuhan persediaan minimum pemerintah.

Untuk memperlancar penyaluran pupuk bersubsidi di Sumsel, Pupuk Indonesia juga telah menyiapkan beberapa fasilitas pendukung. Diantaranya sembilan gudang Lini III, 40 distributor dan 526 kios resmi serta penyiapan 32 petugas lapangan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran. Bob mengatakan, pupuk bersubsidi kini lebih mudah ditebus. 

“Dengan mengimplementasikan aplikasi i-Pubers di kios, petani di seluruh Indonesia hanya perlu membawa KTP untuk melakukan penukaran,” lanjut Bob. 

Bob mengatakan Pupuk Indonesia akan meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi karena ada ketentuan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024, yaitu harus tergabung dalam kelompok petani yang terdaftar pada Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN). , dan bekerja. pada lahan maksimal dua hektar.

Selain itu, komoditas strategis yang berhak mendapat subsidi pupuk dibatasi hanya sembilan komoditas. Diantaranya adalah beras, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao. 

“Stok kami melebihi kebutuhan minimum. Jadi Pupuk Indonesia siap memenuhi kebutuhan pupuk dalam Program Produktivitas Pertanian,” kata Bob.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours