Ribuan orang di Australia serukan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon

Estimated read time 2 min read

ANKARA dlbrw.com – Ribuan orang berunjuk rasa di Australia pada Minggu untuk menuntut diakhirinya konflik dan segera pelanggaran gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.

Protes terbaru ini, yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir, terjadi setelah seminggu serangan militer Israel di Lebanon yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada hari Jumat, lapor Australian Broadcasting Corporation.

Unjuk rasa ini diselenggarakan sebagai bagian dari “Hari Aksi Nasional Gaza” oleh kelompok pro-Palestina di beberapa kota di negara tersebut.

Ribuan orang berkumpul di luar Balai Kota Sydney pada hari Minggu, mengibarkan bendera Lebanon dan Palestina untuk menunjukkan dukungan terhadap wilayah Palestina dan Lebanon.

Banyak juga yang terlihat memegang poster bergambar Nasrallah

“Kami tidak yakin mengapa anak-anak kami, perempuan kami, laki-laki kami tidak penting, mengapa pemerintah tidak bersuara untuk kami dan menuntut agar Israel berhenti,” kata Nasir Mashani, presiden Jaringan Advokasi Palestina Australia.

Kelompok ini membantu mengoordinasikan protes di seluruh negeri.

Dia menambahkan bahwa sudah waktunya untuk menarik pasukan diplomatik.

Meskipun sebagian besar pengunjuk rasa di Australia mengibarkan bendera Lebanon dan Palestina, bendera yang mewakili Hizbullah juga terlihat pada demonstrasi tersebut.

Namun, tampilan bendera kuning yang melebar hingga senapan bergambar lengan berwarna hijau mengundang kritik dari berbagai kalangan.

Mengkritik tindakan tersebut, Menteri Dalam Negeri bayangan James Patterson mengatakan dalam sebuah postingan di X bahwa pihak berwenang harus menindak orang-orang yang mengibarkan bendera tersebut.

Selain Hamas, Hizbullah dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Australia, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa.

Menampilkan simbol organisasi teroris terlarang di depan umum merupakan pelanggaran berdasarkan hukum pidana negara tersebut dan dapat dihukum 12 bulan penjara.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours