15 Contoh Teks Anekdot Beserta Struktur dan Artinya, Kritik dengan Balutan Humor

Estimated read time 6 min read

JAKARTA – Di bawah ini ada 15 contoh anekdot pendek dengan topik berbeda-beda yang mudah dipelajari. Tulisan anekdot merupakan salah satu bentuk kritik yang dicampur dengan humor.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian resminya adalah teks cerita adalah cerita pendek yang menarik karena mengandung unsur lucu dan sedih.

Baca Juga: 12 Contoh Teks Notifikasi Menarik untuk Grup WhatsApp dengan Tema Berbeda

Lalu apa perbedaan antara fiksi dan komedi? Lirik fiksi diambil dari peristiwa nyata, sedangkan lirik komedi diambil dari fiksi atau imajinasi. Fiksi berkaitan dengan isu-isu yang menjadi perhatian pejabat publik atau mempengaruhi banyak orang, sedangkan komedi berkaitan dengan isu-isu kehidupan sehari-hari.

Tulisan drama digunakan untuk mengungkapkan kritik atau sindiran, sedangkan humor murni untuk menghibur. Fiksi mempunyai makna atau pesan tersirat, sedangkan humor tidak mempunyai makna atau pesan tersirat.

Baca Juga: 15 Contoh Teks Monolog Pendek Berbagai Topik, Cek

Jika dicermati lagi, teks anekdot mempunyai struktur, mulai dari rangkuman, arah, konflik, tanggapan, dan koda. Pada saat yang sama, teks lucu lebih terstruktur.

Berikut 15 contoh teks cerita yang dikutip dari berbagai sumber beserta struktur dan maknanya.

15 Contoh Narrative Text Beserta Struktur dan Maknanya 1. Contoh Copy 1

Ringkasan: Suatu hari seorang guru matematika bertanya kepada murid-muridnya.

Petunjuk: Guru: “Jika kamu mempunyai lima buah apel dan kamu memberikan dua buah apel kepada temanmu, berapa banyak apel yang tersisa?”

Krisis : Siswa : “Tidak ada bu.”

Jawaban: Guru : “Bagaimana bisa tidak ada?” Siswa : “Karena semua itu aku berikan pada pacarku, Bu.”

Koda : Guru diam, mengangguk, menerima jawabannya.

Artinya: Cerita ini mengolok-olok logika berpikir anak-anak yang seringkali berbeda dengan apa yang orang dewasa maksudkan.

Baca juga: 10 Contoh Contoh Teks Beserta Strukturnya, Mudah Dipahami

2. Contoh cerita 2

Ringkasan: Seorang sopir angkutan umum diminta berhenti di depan sebuah toko.

Petunjuk arah: Penumpang: “Pak, mohon berdiri di depan kabin sebelah.”

Krisis: Pengemudi: “Kiri atau kanan?” Penumpang: “Baik, Pak!” Sopir: “Di sebelah kanan adalah toko, di sebelah kiri adalah jalan raya.”

Jawaban: Penumpang: “Ya, kenapa tidak di tengah saja, Pak?”

Kode: Sopir itu tersenyum kecut dan melanjutkan perjalanannya.

Artinya: Teks ini menyindir komunikasi jenaka yang sering terjadi antara penumpang dan pengemudi angkutan umum.

3. Contoh cerita 3

Ringkasan: Seorang anak kecil mengeluh kepada ibunya.

Petunjuk : Anak : “Bu, kenapa kita harus sekolah?”

Krisis: Ibu: “Jadi kamu pintar.” Anak : “Kalau kamu pintar, haruskah kamu bekerja keras?” Ibu: “Ya, agar berhasil.”

Jawaban: Anak: “Kalau begitu lebih baik bodoh, Bu!”

Koda: Ibu tertegun dan hanya bisa tertawa kecil.

Artinya: Cerita ini mengkritik keyakinan umum tentang pendidikan dan kerja keras yang sering dihadapi anak-anak.

4. Contoh cerita 4

Sinopsis: Seorang politisi terkenal diwawancarai di televisi.

Arahan: Pewawancara: “Apa rencana Anda untuk meningkatkan perekonomian negara?”

Krisis: Politisi: “Saya akan bekerja keras untuk rakyat.” Reporter: “Tetapi bagaimana caranya?”

Jawaban: Politisi: “Sederhana saja, kita bekerja keras bersama-sama.”

Coda: Jawaban politisi tersebut membuat bingung penonton.

Artinya: Cerita ini mengolok-olok tanggapan para politisi yang seringkali gagal menawarkan solusi efektif.

5. Contoh cerita 5

Ringkasan: Seorang siswa ketahuan menyontek saat ujian.

Petunjuk: Guru: “Mengapa kamu berbohong?” Krisis: Siswa : “Saya hanya kerjasama saja, Bu.”

Jawaban: Guru: “Kerja sama itu tidak curang.” Siswa : “Tapi kita belajar bekerja sama ya, Bu?” K

Guru : Guru dengan bercanda tertawa mendengar jawaban muridnya.

Artinya: Teks ini mengolok-olok bagaimana istilah “kolaborasi” dapat disalahpahami oleh siswa.

6. Contoh cerita 6

Ringkasan: Seorang dokter menjumpai pasien yang sering mengeluh sakit perut.

Petunjuk : Pasien : “Dokter, perut saya sering sakit, apalagi setelah makan.”

Krisis: Dokter: “Kamu makan apa?” Pasien : “Saya makan makanan yang paling mahal, dokter.”

Jawaban : Dokter : “Mungkin perut anda sakit karena kandung kemih anda rata.”

Kode: Pasien terdiam menyadari ejekan dokter.

Artinya : Cerita ini mengkritisi gaya hidup konsumeris yang tidak sesuai dengan kemampuannya.

7. Contoh cerita 7

Sinopsis: Seorang siswa terlambat ke sekolah dan bertemu dengan seorang guru yang agresif.

Petunjuk: Guru: “Mengapa kamu terlambat?” Krisis: Siswa: “Saya bangun kesiangan, Bu.” Guru: “Mengapa kamu tidak bangun pagi?”

Jawaban: Siswa: “Saya bangun pagi sekali, Bu. Tapi saya kembali tidur karena masih terlalu pagi.”

Koda: Guru hanya bisa menggelengkan kepala, tidak tahu harus marah atau tertawa.

Artinya: Kisah ini menunjukkan keindahan dan kepolosan logika anak-anak yang terkadang membingungkan.

8. Contoh cerita 8

Sinopsis: Seorang anak kecil bertanya tentang pekerjaan ayahnya.

Petunjuk : Anak : “Ayah, sedang apa Ayah?” Krisis : Ayah : “Ayah seorang akuntan nak.” Anak : “Apa itu akuntan, Ayah?”

Jawaban : Ayah : “Ayah menghitung uang perusahaan.” Anak : “Lantas kenapa ayah selalu bilang dia tidak punya uang?”

Koda : Ayah hanya tersenyum, bingung menjelaskannya.

Artinya: Kisah ini menyinggung kesenjangan antara realitas pekerjaan dan status ekonomi pribadi.

9. Contoh cerita 9

Sinopsis: Seorang pemuda melamar pekerjaan.

Orientasi: Pewawancara: “Apa alasan Anda melamar di sini?” Krisis: Pemuda: “Karena saya butuh pekerjaan.”

Jawaban: Pewawancara: “Apa keahlian Anda?” Pemuda : “Saya sedang mencari pekerjaan, Pak.”

Kode: Pewawancara menertawakan jawabannya.

Artinya: Cerita ini mengolok-olok betapa sulitnya mencari pekerjaan hingga keterampilan mencari pekerjaan menjadi fokus lelucon.

10. Contoh cerita 10

Ringkasan: Seorang pelayan restoran melayani pelanggan yang mengobrol. Penanaman: Pelanggan: “Makanan saya terlalu asin. Apakah koki sudah mencicipi makanan ini?”

Krisis : Pelayan : “Tentu saja pak.”

Jawaban : Pelanggan : “Jadi juru masak anda pasti suka makan garam!”

Kode: Pelayan tersenyum dan mengembalikan makanan untuk diperbaiki.

Artinya: Cerita ini mengolok-olok bagaimana orang terkadang terlalu banyak mengeluh.

11. Contoh cerita 11

Ringkasan: Seorang petani dan putranya menonton berita tentang harga pangan.

Petunjuk: Reporter: “Harga pangan naik.”

Krisis : Anak : “Wah, kita bisa jadi kaya, Ayah!” Jawaban : Ayah : “Tidak anakku, orang kaya itu yang menjual sayur mayur di pasar, bukan yang menanam.”

Coda : Anak diam, bingung dan bertanya-tanya kenapa.

Artinya: Cerita ini menyindir ketidakadilan sistem agribisnis, dimana petani seringkali tidak mendapatkan keuntungan dari harga yang tinggi.

12. Contoh cerita 12

Sinopsis: Seorang pria bertemu temannya yang selalu terlambat. Petunjuk : Manusia : “Kenapa kamu selalu terlambat?” Krisis: Teman: “Saya tidak terlambat, saya datang dengan kecepatan saya sendiri.” Jawaban: Pria: “Apakah itu berarti kamu hidup di zaman yang berbeda dengan kita?” Koda: Mereka berdua tertawa.

Artinya: Cerita ini mengolok-olok kelakuan orang yang sering terlambat tapi punya alasan yang lucu.

13. Contoh cerita 13

Ringkasan: Seorang atasan bertanya kepada karyawannya tentang tujuan kerja.

Arahan: Bos: “Seberapa jauh kemajuan karir Anda?”

Krisis : Pekerja : “Masih berjalan pak.”

Jawaban : Bos : “Apakah ada langkah prosedurnya, dimana sekarang?” Karyawan : “Langkah-langkah yang perlu dipikirkan, Pak.”

Koda: Bos hanya bisa menghela nafas sambil tersenyum kecil.

Artinya: Cerita ini mengolok-olok para pekerja yang sering menunda-nunda karena “masih berpikir”.

14. Contoh cerita 14

Ringkasan: Seorang siswa bertanya kepada gurunya.

Pengarah : Siswa : “Bu, kenapa kita harus belajar sejarah?”

Krisis : Guru : “Agar kita tidak mengulangi kesalahan masa lalu.”

Jawaban: Siswa : “Lalu kenapa kita masih melakukan percobaan?” Koda: Guru terdiam, tidak menyangka akan ada pertanyaan logis seperti itu.

Artinya: Cerita ini mengolok-olok sistem pendidikan yang masih menggunakan metode tes untuk penilaiannya, padahal sebagian besar siswa sudah mengetahui jawabannya.

15. Contoh cerita 15

Ringkasan: Seorang karyawan mengeluh kepada temannya tentang atasannya.

Petunjuk : Karyawan : “Atasan saya selalu meminta laporan lengkap.”

Konflik: Teman: “Jadi?” Pekerja : “Tetapi dia sendiri tidak pernah memberikan instruksi yang jelas.”

Jawaban: Teman: “Mungkin atasan Anda berharap Anda membaca pikirannya.”

Koda: Mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

Artinya: Cerita ini menyindir gaya manajemen yang seringkali samar-samar namun menuntut hasil yang sempurna.

Berikut 10 contoh storyboard lainnya dengan desain sempurna. Kisah-kisah ini tidak hanya menghibur, namun sering dijadikan alat kritik sosial. Semoga informasi ini bermanfaat bagi para pembaca setia SINDOnews.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours