Kemenpora ajak jebolan MCI jadi juri kompetisi kuliner Kreativesia

Estimated read time 2 min read

Batavia dlbrw.com – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengundang lulusan Master Chef Indonesia (MCI), Ray Paramarta dan Agus Sasirangan, menjadi juri kompetisi Pekan Kreativitas Pemuda Indonesia atau Kreativesia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. kualitas kompetisi.

Dalam website Kemenpora yang dipantau di Batavia, Sabado, Staf Ahli Inovasi Pemuda dan Olah Raga Kemenpora, Yohan mengatakan, dua lulusan MCI yang menjadi juri adalah Ray Paramarta dan Agus Sasirangan; serta hakim lain dari Batavia yaitu Adimas Prabu.

“Ray adalah murid master chef sembilan jam dan dia berada di sembilan besar. Kemudian Agus satu kali menjadi runner up MCI, sehingga proses kompetisinya sangat ketat dan profesional,” kata Yohan.

Tahun ini Kreativesia mengungkapkan sedang mengikuti kompetisi memasak di 14 negara. Mereka dapat dilihat di negara-negara tersebut setelah serangkaian pembelajaran dari negara mereka.

Ke-14 daerah tersebut adalah Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Gunung Papua, Bengkulu, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Selatan (dua kegubernuran), Kalimantan Selatan, dan Banten.

“Adanya persaingan dalam masakan ini karena kita tahu Indonesia memiliki jenis makanan yang berbeda-beda dari setiap daerah, sehingga tentunya setiap daerah menyajikan banyak masakan yang berbeda-beda,” ujarnya.

Yohan menilai para peserta kejurnas ini mempunyai skill yang tidak diragukan lagi sehingga ia berharap mampu menampilkan karya terbaiknya.

Kemenpora menambahkan harapannya agar masakan daerah kedepannya dapat menarik wisatawan dan menjadi masakan terbaik, sehingga dapat dikembangkan dan dikelola sesuai perannya.

Juri lomba masak Kreativesia, Agus Sasirangan, menyukai tema lomba masak tersebut karena mengangkat cita rasa lokal.

Oleh karena itu para peserta didorong untuk membuat tempat-tempat khusus senyaman mungkin.

“Yang utama adalah cita rasa, keindahan, dan inovasi. Lalu bagaimana rata-rata kenaikan harga pangan dari masing-masing daerah, yakni apakah mempunyai nilai komersil untuk dijual,” kata Agus.

Menurutnya, seluruh peserta yang sudah sampai di Tanah Air mempunyai potensi yang besar. Bahkan, banyak orang yang mampu bersaing dengan para peserta ajang Master Chef Indonesia.

“Saya kira ada di antara mereka yang bisa masuk ke dunia master chef karena punya skill atau ketrampilan,” kata Agus. Lomba kuliner dalam rangka Youth Creativity Indonesia atau Pekan Kreativitas yang digelar di SMK Negeri 4 Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Baca Juga: Wakil Rektor Kemenpora Ajak Kreatifitas untuk Mewujudkan Generasi Muda yang Kreatif

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours