Fakta tentang MSG, Ahli Gizi: MSG Aman Digunakan dalam Jumlah Wajar

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Monosodium glutamat (MSG) atau lebih dikenal dengan mycin merupakan bahan tambahan pangan yang sering digunakan untuk menambah cita rasa umami pada berbagai masakan. Meskipun penggunaannya tersebar luas, mycin sering menjadi bahan perdebatan mengenai dampak kesehatannya.

Apa itu Micin?

Mycin adalah garam natrium dari asam glutamat, asam amino yang terjadi secara alami di banyak makanan seperti tomat, keju, dan daging. Asam glutamat juga diproduksi oleh tubuh manusia dan berperan penting dalam fungsi otak dan sistem saraf.

Sejarah dan kontroversi

Kontroversi MSG dimulai pada tahun 1968 ketika Robert Ho Man Kwok menulis surat kepada New England Journal of Medicine. Ia menggambarkan gejala seperti mati rasa dan jantung berdebar setelah makan di restoran Cina.

Fenomena ini dikenal sebagai “sindrom restoran Cina” dan sering dikaitkan dengan MSG meskipun hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.

Hasil penelitian

Berbagai lembaga kesehatan, termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), telah banyak melakukan penelitian mengenai keamanan MSG. Berikut adalah beberapa temuan utama dari penelitian ini.

• Tidak menyebabkan kerusakan otak

Penelitian awal pada tikus menunjukkan bahwa menyuntikkan MSG dosis tinggi di bawah kulit dapat menyebabkan kerusakan otak. Namun cara ini tidak relevan dengan cara orang mengonsumsi MSG, yakni. melalui makanan. Penelitian pada manusia lainnya tidak menemukan bukti yang mendukung klaim bahwa MSG menyebabkan kerusakan otak.

• Tidak menyebabkan alergi

MSG tidak diakui sebagai alergen oleh otoritas kesehatan. Meskipun ada beberapa laporan mengenai efek samping, sebagian besar tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Beberapa orang mungkin sensitif terhadap MSG dan mengalami gejala ringan, namun hal ini sangat jarang terjadi.

Pendapat ahli

Pakar kesehatan telah melakukan banyak penelitian dan analisis mengenai dampak MSG terhadap kesehatan. Spesialis sakit kepala dan asisten profesor kedokteran dan neurologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, Fred Cohen, mengatakan banyak penelitian awal tentang MSG bersifat marginal dan tidak akurat.

Dalam ulasannya, Cohen menemukan bahwa meskipun MSG dapat menyebabkan sakit kepala pada beberapa orang, banyak penelitian yang menggunakan dosis MSG yang jauh lebih tinggi dibandingkan konsumsi normal.

Ahli gizi Michael J. Glade juga menyatakan MSG aman dikonsumsi dalam jumlah wajar. Dia mengatakan gejala yang dilaporkan oleh beberapa orang mungkin disebabkan oleh faktor lain selain MSG. Glade menekankan pentingnya mempertimbangkan bukti ilmiah dan tidak menyerah pada mitos yang tidak berdasar.

Ahli Gizi Toto Sudargo dari Universitas Gajah Mada (UGM) menjelaskan MSG sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh. “Selama tidak digunakan secara berlebihan atau alergi, orang tidak pernah keracunan MSG,” ujarnya, Senin (15/4/2024).

Menurut bukti ilmiah terkini dan pendapat para ahli, MSG aman dikonsumsi dalam jumlah wajar. Meski ada sebagian orang yang mungkin sensitif terhadap MSG dan mengalami gejala ringan, namun kebanyakan orang bisa mengonsumsinya tanpa masalah.

Chef Ayam Bengis Resto Leonie Susan mengatakan MSG tidak hanya sekedar bumbu penyedap tetapi juga memiliki nilai gizi yang signifikan. Sebagai bagian dari nutrisi protein berupa asam amino non esensial, MSG memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan dan keseimbangan nutrisi tubuh.

“Bebas glutamat yang terkandung dalam MSG juga memberikan sentuhan istimewa untuk meningkatkan cita rasa masakan,” ujarnya, Sabtu (9/7/2024).

Penting untuk memisahkan fakta dari mitos dan memahami bahwa MSG tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Dengan demikian, MSG tetap menjadi bahan tambahan yang aman dan berguna dalam masakan sehari-hari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours