Kemenkes tekankan pentingnya literasi media sosial agar sehat mental

Estimated read time 2 min read

JAKARTA dlbrw.com – Kementerian Kesehatan (Kimniks) menekankan pentingnya literasi masyarakat dan menyaring informasi di media sosial untuk menjaga kesehatan mental.

“Menurut saya, informasi yang kita miliki sekarang sudah banyak. Padahal, kita perlu mewaspadai dan menyaring informasi-informasi yang perlu diterima, karena di media sosial berbeda-beda,” Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan ( Chemnex) Imran Pambodi kepada media di Jakarta, Jumat.

Imran mengatakan, media sosial menjadi salah satu pemicu masalah kesehatan mental.

Menurutnya, banyak orang yang mengalami stres akibat gaya hidup mewah atau prestasi yang sering ditampilkan di media sosial.

Faktanya, semua yang ada di media sosial tidaklah benar atau nyata, sehingga masyarakat harus mewaspadai dan mengecek kondisi sosial saat ini.

Selain itu, faktor pendorong permasalahan kesehatan jiwa lainnya adalah faktor keuangan masyarakat secara luas yang semakin menurun.

Untuk itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak membandingkan status keuangan atau kesejahteraannya dengan orang lain.

“Orang mudah senang dengan kesuksesan orang lain, bukan? Jadi untuk hal seperti ini menurut saya literasi itu penting dalam menyaring informasi, agar kita tidak stres dan sehat mental,” ujarnya.

Lebih lanjut Imran mengatakan, Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya komprehensif untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan jiwa di Indonesia, meliputi upaya preventif, promotif, pengobatan, dan rehabilitasi.

Upaya tersebut dilakukan terhadap orang tua dan anak, dimana orang tua mempunyai pola asuh yang positif sehingga dapat menjaga anak dengan baik.

Secara keseluruhan, tujuan dari upaya ini adalah untuk membuat ibu hamil bahagia dan sehat secara mental.

Setelah itu, cobalah untuk memulihkan trauma psikologis masing-masing kelompok masyarakat, baik di sekolah, kampus, maupun di tempat kerja.

“Jadi, jika seseorang merasa keadaannya tidak baik, mereka tahu kepada siapa mereka harus berbicara atau curhat.” Pertama, bagaimana memberikan rasa nyaman kepada masyarakat agar apa yang tadinya menjadi masalah tidak menjadi gangguan jiwa,” ujarnya. .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours