BPS sarankan penguatan kelas menengah karena kontribusinya tinggi

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Badan Pusat Statistik (BPS) merekomendasikan pemerintah mengambil kebijakan yang memperkuat daya beli masyarakat kelas menengah, mengingat kuatnya dukungan terhadap dunia usaha.

“Peningkatan daya beli tidak hanya diperlukan bagi masyarakat miskin, tetapi juga bagi masyarakat menengah yang membutuhkan,” kata Direktur Eksekutif BPS Amalia Adingar Vidyasanti dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan data yang dihimpun BPS, kelas menengah dan kelas menengah berjumlah 66,35 persen.​​​​​​​​​Dari 81,49 persen menjadi 81,49 persen​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

Namun pangsa kelas menengah mulai menurun pada tahun 2019 sejak pandemi COVID-19, dari 57,33 juta (21,45 persen) pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta (17,13 persen) pada tahun 2024.

Pada saat yang sama, jumlah penduduk yang tamat sekolah menengah meningkat dari 128,85 juta (48,20 persen) menjadi 137,50 juta (49,22 persen).

Bagi masyarakat kelas menengah dan menengah atas, sebagian besar pengeluarannya adalah untuk makanan dan akomodasi, serta biaya perumahan, termasuk sewa dan pembelian properti, termasuk pembelian rumah atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Sementara itu, porsi pengeluaran kelas menengah untuk makanan meningkat, sementara belanja hiburan dan mobil mengalami penurunan.

“Kelas menengah memegang peranan yang sangat penting sebagai basis perekonomian negara. Meskipun jumlah kelas menengah sedikit, perekonomian tidak terlalu rentan terhadap depresi. “Oleh karena itu, peran kelas menengah penting untuk menjaga perekonomian tetap berjalan,” kata Amalia.

Kelompok menengah mencakup masyarakat dengan pengeluaran antara Rp2.040.262 hingga Rp9.909.844 per orang per bulan pada tahun 2024. Jumlah ini didefinisikan sebagai 3,5-17 kali garis kemiskinan suatu negara menurut standar Bank Dunia untuk rata-rata penduduk.

Standar biaya kelas menengah mengalami kenaikan dari tahun 2019, berkisar antara Rp 1.488.375 hingga Rp 7.229.250.

Sedangkan kelompok masyarakat kelas menengah adalah mereka yang pengeluarannya 1,5-3,5 kali lipat dari garis kemiskinan, berkisar antara Rp874.398 hingga Rp2.040.262 dan Rp637.875 hingga Rp1.488.375.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours