Penataan Ekosistem IPTEK untuk Mendukung Asta Cita Terus Dilakukan

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Pusat Penelitian Inovasi dan Teknologi (CTIS), Auditor Institut Teknologi Indonesia (IATI), dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bersama-sama menyelenggarakan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Jakarta, Rabu. (28/8/2024) Topik “Penataan Ekosistem Iptek untuk Mendukung Asta Cita”. Diskusi ini menyoroti pentingnya kerja sama yang erat antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam membangun ekosistem ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mampu mendukung visi Indonesia 2045: Maju, Berdaulat, Adil, dan Sejahtera.

Asta Sita di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming menekankan penguatan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi sebagai pilar utama visi pembangunan pemerintah. Dalam konteks ini, pemanfaatan hasil penelitian dan inovasi merupakan mesin pembangunan berkelanjutan dan daya saing negara.

2014-2015 Koordinator Bidang Kemaritiman Prof. Dr. datang Dr Indroyono Soesilo mengatakan Indonesia membutuhkan infrastruktur iptek yang kuat untuk mendukung inovasi di berbagai bidang, mulai dari teknologi digital hingga industri berkelanjutan. Tanpa kerja sama yang kuat, pembangunan infrastruktur iptek akan tertinggal dibandingkan negara-negara lain yang sudah berkembang pesat. “Kolaborasi lintas sektor ini sangat penting untuk mempercepat adopsi teknologi di industri,” ujarnya.

Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor industri, penting untuk memanfaatkan hasil penelitian selain infrastruktur. Menurutnya, penelitian yang memenuhi kebutuhan industri membantu mempercepat tujuan pembangunan nasional. Beliau mengatakan, “Hasil penelitian kita perlu kita jadikan tidak hanya di laboratorium, tapi juga bisa diaplikasikan langsung untuk memecahkan permasalahan nyata.

Panel tersebut juga membahas tantangan yang dihadapi ekosistem sains dan teknologi saat ini. Mantan Menteri Sains dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyoroti kurangnya koordinasi antara ilmu pengetahuan, industri, dan pemerintah sebagai kendala utama. “Kita perlu membangun jembatan yang lebih kuat antara ketiga sektor ini. “Dengan bekerja sama secara erat, kita dapat mendorong inovasi yang lebih relevan dan berorientasi pada solusi,” ujarnya.

Pembahasan tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi strategis untuk mendukung penerapan Asta Cita melalui penguatan ekosistem iptek. Beberapa rekomendasi tersebut antara lain adalah penyederhanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Inovasi Nasional, serta pengembangan infrastruktur ilmu pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada inovasi sesuai dengan kebutuhan pasar dan masyarakat.

Penguatan ekosistem iptek Indonesia yang komprehensif dan kolaboratif diyakini akan mampu bersaing di kancah global, mengoptimalkan kemampuan riset dan teknologi, serta melahirkan inovasi yang berdampak signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan sosial. .

Acara yang dihadiri oleh berbagai tokoh dan penggiat ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. Pemerintah, akademisi, dan industri diharapkan terus bekerja sama dalam upaya membangun bangsa melalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours