Perkebunan Topang Kebutuhan Pangan dan Energi Nasional

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, TANGERANG — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memamerkan berbagai inovasi. Produk dari berbagai budidaya dan ruang kolaboratif Indonesia Plantation Expo (Bunex) pada Kamis 12/09 di ICE BSD Tangerang.

Inisiatif Bunex ketiga adalah inovasi lainnya. dapat menemukan banyak hal Banyak tentang taman di Bunex, pameran, talk show. forum investasi Diskusi kelompok (FGD) dan pameran pabrik minyak goreng dan biodiesel skala kecil (PAMIGODES) pun mendapat respon positif dari banyak pengunjung yang berpartisipasi.

“Bunex memiliki dampak strategis yang besar. Di masa depan, lahan pertanian berpotensi menjadi sumber energi terbarukan yang semakin penting. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang strategis akan diperlukan di masa depan. Sementara itu, Indonesia menghadapi dua tantangan besar, seperti pemenuhan kebutuhan pangan nasional. dan ketergantungan pada energi fosil,” kata Heru Tri Vidarto, Pj Direktur Jenderal Departemen Pertanian.

Heru mengatakan komoditas kelapa sawit memiliki potensi besar dan memiliki posisi yang baik untuk menyediakan biofuel sebagai sarana transisi energi hijau, selain tebu, singkong, dan tanaman pangan lainnya yang dapat digunakan dalam produksi etanol Hal ini juga memainkan peran penting dalam keamanan energi kita.

Heru menegaskan, upaya kami tidak hanya terfokus pada produksi. Kita perlu memastikan bahwa seluruh proses Termasuk budidaya telah dioperasikan secara berkelanjutan Ini berarti fokus pada tiga bidang utama: lingkungan hidup, ekonomi dan masyarakat.

“Tidak dapat disangkal bahwa inovasi dalam teknologi pertanian dan pengelolaan lahan memainkan peran yang semakin penting. Dengan menggunakan teknologi seperti pertanian presisi Kita dapat meningkatkan efisiensi produksi perkebunan sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.” Selain itu, penerapan sertifikasi berkelanjutan seperti ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) merupakan langkah penting menuju pencapaian standar yang diakui di tingkat internasional. Hal ini akan meningkatkan daya saing produk kami di pasar global,” jelasnya.

Jika kita ingin mewujudkannya Kita tidak bisa mencapai tujuan hanya dengan satu sektor saja, imbuh Heru. Perlu adanya koordinasi dan kerja sama dari berbagai pihak seperti pemerintah, pelaku profesional, akademisi, dan masyarakat. Sektor perkebunan jika dikelola secara cerdas, cerdas, dan berkelanjutan Hal ini akan menjadi pilar utama dalam menjamin ketersediaan pangan dan energi bagi negara kita. Bukan hanya ini Sektor ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan.

“Saya berharap FGD ini bisa membuat kita bisa berdiskusi secara mendalam. berbagi ide dan menciptakan solusi konkrit terhadap tantangan yang kita hadapi. “Semoga dari FGD ini akan muncul kebijakan-kebijakan inovatif yang memperkuat ketahanan pangan dan energi untuk generasi mendatang. Hal ini bisa diterapkan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup bagi generasi mendatang,” ujarnya.

Kementerian Pertanian melalui Direktur Jenderal Departemen Perkebunan Terima kasih kepada seluruh pihak yang turut berpartisipasi dan mendukung penguatan lahan pertanian. Termasuk dalam menyelenggarakan proyek Bunex ini, “Semoga Bunex ini menjadi motor penggerak penting dalam menjadikan lahan pertanian berkelanjutan. Lebih banyak inovasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,” imbuhnya.

Zaid Burhan Ibrahim, Direktur Keuangan Kepatuhan dan Manajemen Risiko (KUKMR) BPDPKS juga merasakan pentingnya penguatan portofolio minyak sawit sebagai persiapan ketahanan energi. Kita berbicara tentang permintaan biofuel. Dan tentu saja ada kaitannya dengan produksi minyak sawit.

Tentu saja BPDPKS akan terus mendukung dan menggalakkan proyek B50 ke depan, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan biofuel di masa depan akan semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan penguatan tata kelola, produksi, dan produktivitas sebagai kerjasama dan komitmen dari semua pihak yang terlibat. Agar produksi kelapa sawit terus meningkat.

Sebab jika produksinya rendah maka BPDPKS akan terkena dampaknya. Kalau selama proyek B50 ekspor turun. Penerimaan pajak ekspor BPDPKS juga akan menurun. Semuanya saling berhubungan dan berkesinambungan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours