Kronologi Diskusi yang Dihadiri Din Syamsuddin Diserang Sekelompok Orang

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Pertemuan Forum Tanah Air di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, dibubarkan sekelompok orang tak dikenal pada Sabtu (28 September 2024) pagi. Mereka bertindak anarkis dengan merusak panggung, merusak pemandangan, merusak stand microphone, dan mengancam peserta yang baru datang.

Acara ini digagas sebagai dialog antara diaspora Indonesia di luar negeri dengan sejumlah tokoh/aktivis isu kebangsaan dan kenegaraan. Pembicaranya antara lain Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, M Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, Sunarko. Turut hadir Ketua Forum Pengurus Santra Tanah Air dan Sekjen serta Ida N Kusdianti.

Sekelompok orang sudah berkumpul di depan hotel sejak pagi. Mereka berorasi dari mobil komando, meski pesan yang disampaikan tidak sepenuhnya jelas. Massa tersebut diketahui mengkritik pembicara dan menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Saat acara hendak dimulai, sekelompok orang yang bertindak anarkis memasuki ruangan tempat acara berlangsung. Mereka merusak panggung, merusak properti seperti backdrop dan tiang microphone, serta mengancam peserta yang baru datang,” Din dikatakan. Syamsuddin dalam keterangannya, Sabtu (28/9/2024).

Meski sempat terganggu, acara tetap dilanjutkan namun berubah menjadi konferensi pers. Pembicara yang hadir, termasuk Dino Syamsuddin, mengecam aksi kekerasan massa yang melakukan kerusuhan. Mereka juga menyayangkan perilaku aparat keamanan yang dinilai gagal melindungi peserta dan menjaga ketertiban.

Peristiwa ini menunjukkan praktik buruk demokrasi yang terjadi pada pemerintahan saat ini. Kita berharap ke depan, di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, permasalahan serupa tidak terulang lagi, ujarnya.

Ketua Forum Dalam Negeri Tata Kesantra yang juga berasal dari New York menyebut kejadian tersebut sebagai kejadian yang memalukan. Ia juga menuturkan, peristiwa tersebut disaksikan oleh diaspora Indonesia di 22 negara melalui streaming YouTube sehingga memperburuk citranya di mata internasional.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours