Warga Palestina tolak evakuasi Israel,”lebih baik mati daripada pergi”

Estimated read time 3 min read

Kota Gaza, Palestina dlbrw.com – Tentara Israel, yang telah menewaskan lebih dari 42.000 warga Gaza sejak tahun lalu, telah memerintahkan warga Palestina di Jabalia, Beit Hanon dan Beit Lahia untuk meninggalkan rumah mereka di Gaza utara dan pindah ke selatan.

Namun, banyak warga Palestina yang mengatakan mereka tidak akan meninggalkan rumah mereka setelah dipaksa oleh rezim Zionis.

“Lebih baik mati daripada pergi,” Ibrahim Awda, yang tinggal bersama keluarganya di tenda kamp pengungsi Jabaliya, mengatakan kepada Anadolu.

“Tentara penyerang ini mencoba memaksa kami pergi ke selatan setelah tinggal di utara selama setahun dan setelah kehilangan rumah dan pekerjaan, memaksa kami untuk bermigrasi dan pergi ke selatan,” jelasnya dan menambahkan.

Awda, yang kehilangan dua anak dan rumahnya dalam serangan Israel, mengatakan warga Palestina yang tinggal di kamp Jabalia menolak untuk mematuhi perintah evakuasi Israel.

“Mereka tidak akan meninggalkan rumah mereka di Gaza utara kecuali kami meninggal,” tegas pria berusia 42 tahun itu.

Menurut Anadolu, tentara Israel telah memperkuat pengepungan di sekitar Gaza utara dari segala arah dan memutus komunikasi dengan Kota Gaza.

Serangan militer di Jabalia ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan tentara Israel sejak pecahnya konflik Gaza tahun lalu.

Ratusan warga Palestina telah terbunuh dan ribuan lainnya terluka dalam penembakan dan serangan udara Israel dalam beberapa bulan terakhir, menurut pejabat kesehatan setempat.

Auda mengatakan tentara Israel berusaha menipu warga Gaza utara bahwa wilayah selatan “aman”.

Dia menambahkan, “Kejahatan yang dilakukan Israel dan pembunuhan yang disengaja terhadap warga pengungsi menunjukkan kebohongan mereka.”

Dia mencatat bahwa setidaknya 26 orang tewas selama akhir pekan ketika Israel menyerang sebuah sekolah dan sebuah masjid di kota Deir al-Bala di Gaza tengah, tempat para pengungsi tinggal.

“Pembantaian ini terjadi pada hari tentara Israel memerintahkan kami pergi ke selatan,” kata Auda.

Murid Ahmed (26) juga berpendapat serupa.

“Kami menolak meninggalkan rumah kami sejak hari pertama perang. Kami menolak untuk pergi sekarang,” katanya kepada Anadolu.

Pemuda Palestina ini percaya bahwa tentara Israel menggunakan “tekanan militer” untuk mengusir penduduk Jabaliya ke selatan.

“Kebijakan ini terbukti gagal, rakyat Palestina menolak meninggalkan rumahnya, padahal tentara Israel terus mengepung mereka.”

Otoritas Palestina memperkirakan sekitar 700.000 orang masih tinggal di Gaza utara.

Pada tahun tersebut Sejak perang 7 Oktober 2023, militer Israel memerintahkan warga Palestina meninggalkan wilayahnya.

Jalur Gaza bagian utara berada di bawah pengepungan besar-besaran oleh Israel, yang telah menempatkan seluruh penduduk di wilayah tersebut di ambang kelaparan.

Asad Al-Nadi, warga Jabalia, Kota Gaza Barat, mengaku berusaha melarikan diri dari daerah tersebut bersama keluarganya.

“Tetapi kami langsung diserang, sehingga melukai putra saya yang berusia 16 tahun,” kenangnya.

Dia harus menggendong anak itu di pundaknya dan dibawa dengan ambulans ke Rumah Sakit Baptis Al Ahly untuk perawatan.

Meski masih mengkhawatirkan keluarganya, al-Nadi mengatakan dia tidak akan meninggalkan rumahnya di Jabalia dan pergi ke selatan.

“Saya bisa pindah ke Gaza bagian utara, tapi saya tidak akan pergi ke Gaza selatan. Sejak dimulainya perang, seluruh masyarakat yang bermigrasi ke Gaza selatan belum bisa kembali ke Gaza utara hingga saat ini,” tegasnya. .

Meskipun ada seruan untuk segera melakukan gencatan senjata oleh Dewan Keamanan PBB, Israel telah melakukan serangan brutal di Jalur Gaza sejak serangan tahun lalu oleh kelompok Palestina Hamas.

Serangan Israel telah membuat hampir seluruh penduduk Jalur Gaza mengungsi. Hal ini menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan akibat embargo yang sedang berlangsung.

Israel telah didakwa melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours