BUMN Banyak yang Megap-megap, Ini Saran Sri Mulyani

Estimated read time 2 min read

Jakarta: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap penyebab beberapa badan usaha milik negara (BUMN) menghadapi kesulitan keuangan. Menurut dia, ada dua penyebab utama beberapa BUMN gagal atau sakit.

Pertama, manajemen yang buruk. Kedua, beberapa perusahaan lambat dalam melakukan transformasi bisnis karena kurangnya strategi manajemen.

Menteri Keuangan menjelaskan dalam rapat kerja dengan Komisi bahwa “mungkin karena manajemen yang buruk atau industri tersebut tidak lagi strategis, dalam hal ini tidak dimiliki oleh pemerintah bahkan mungkin ditutup dan dibubarkan.” Anggota XI DPRK baru-baru ini membahas tentang Pemberian Partisipasi Masyarakat (PMN) di DPRD Kota Jakarta.

Dia membenarkan, saat ini pemerintah sedang melakukan pemetaan atau klaster BUMN terhadap kondisi kesehatan keuangan. Akibat klasterisasi ini, ada beberapa BUMN yang bisa terhapus.

Menkeu mengatakan, pihaknya membagi BUMN dalam empat kategori dalam klaster BUMN. Pertama adalah BUMN yang mempunyai nilai strategis dan menciptakan kesejahteraan. BUMN jenis ini dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah dan dapat diprivatisasi, dipisah, atau digabung.

Kategori kedua adalah BUMN yang hanya mempunyai nilai strategis. Menurut dia, BUMN jenis ini sebagian besar dimiliki oleh pemerintah, namun masih bisa direstrukturisasi, merger, dan privatisasi.

Kategori ketiga adalah BUMN yang surplus, BUMN yang diberi amanah sedikit oleh negara, namun neraca keuangannya tetap terjaga, sehingga BUMN ini tidak boleh mayoritas milik negara.

Terakhir, kategori keempat adalah BUMN non-inti, yaitu BUMN yang tidak membutuhkan mandat pemerintah dan kinerja keuangannya lemah. Dia mengatakan pemerintah mungkin akan menutup BUMN keempat tersebut.

“Kalau non-inti, teorinya tidak bisa ada pemerintahan karena mandat pembangunannya kecil dan kinerjanya kurang bagus,” pungkas Menkeu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours