Indonesia angkat empat isu dalam IAF Ke-2, targetkan Rp54 triliun

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Indonesia berencana mengangkat empat isu utama yang akan dibahas pada Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 dengan fokus pada sektor ekonomi, kesepakatan bisnis senilai sekitar 3,5 miliar dolar AS (sekitar 54,69 triliun dolar). ).

Target kemitraan swasta-publik Indonesia-Afrika sebesar US$3,5 miliar. Sekitar 3 miliar sejauh ini,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala N Mansuri pada pertemuan di Jakarta, Kamis.

Kami berharap tujuan perjanjian kerja dapat dicapai melalui empat prioritas. Yang pertama adalah sektor ketahanan pangan. Indonesia berpeluang menjalin kerja sama dengan Afrika sebagai pasar non-tradisional.

Lahan Afrika yang luas dan iklim yang baik mempunyai potensi untuk mengembangkan perdagangan dan rantai pasokan pangan, khususnya pupuk dan biofuel.

“Hal ini juga berlaku di industri makanan. PTPN dan Id Food selama ini sangat aktif, kita pasti ingin meneruskannya. Indofood dan Wings, yang lain selalu kita dorong,” ujarnya.

Keamanan energi adalah isu prioritas kedua untuk kerja sama di masa depan. Pahala mengatakan Afrika memiliki 10 persen cadangan minyak dunia.

Selain energi fosil, energi terbarukan juga mempunyai potensi kerjasama yang besar.

“Kami berharap ada beberapa pengembangan energi terbarukan, seperti energi surya atau energi panas bumi,” kata Pahala dalam pertemuan dengan Forum Redaksi.

“Juga salah satu harapan kita adalah memperluas produksi migas,” ujarnya.

Di bidang kesehatan, Indonesia dan Afrika sangat membutuhkan obat-obatan, vaksin, dan peralatan kesehatan.

Wamenlu menjelaskan, sudah ada beberapa kerja sama di bidang kesehatan, seperti vaksin polio untuk Afrika.

“Ada banyak peluang di sektor kesehatan dan kami juga mengundang Biopharma dan Chemia Pharma. Kimia Farma telah diluncurkan di beberapa negara. Kami berharap ini bisa berlanjut juga,” ujarnya.

Isu keempat kerja sama kedua negara adalah bidang keamanan mineral yang paling penting. Indonesia dan Afrika memiliki sumber daya mineral penting untuk transisi energi, termasuk nikel, kobalt, grafit, dan mangan.

Menurut Wamenlu, potensi yang dapat dikembangkan antara lain adalah rantai pasok produksi komponen kendaraan listrik dan baterai.

“Itulah mengapa 55 persen cadangan kobalt dunia berada di Afrika. “Ini salah satu upaya Indonesia untuk membangun hilirisasi, khususnya mineral-mineral penting,” ujarnya.

Indonesia akan menjadi tuan rumah IAF ke-2 di Nusa Dua, Bali pada 1-3 September 2024, yang mengusung tema agenda Bandung Spirit for Africa.

Enam kepala negara atau pemerintahan di kawasan Afrika rencananya akan menghadiri acara tersebut.

IAF ke-2 ini diharapkan dapat menjalin kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika di berbagai bidang, perjanjian bisnis antara swasta dan badan usaha milik negara, serta rencana kerja sama pembangunan tahun 2024-2029 dengan Afrika.

Agenda Forum Indonesia-Afrika mengedepankan kerja sama ekonomi

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours