Pedagang JPM Pasar Tanah Abang protes kenaikan sewa kios

Estimated read time 2 min read

JAKARTA dlbrw.com – Ratusan pedagang di Jembatan Serba Guna (JPM) Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, memprotes kenaikan harga sewa (service charge) tanpa diskusi, dan ratusan kios ditutup. Jakarta Manajemen tempat. Oleh karena itu, meskipun kami pedagang kecil di JPM, itu adalah kumpulan kekesalan pedagang mengenai nilai ‘biaya layanan’ yang kami pertimbangkan dibandingkan dengan Blok A, B atau K, kata Ketua Tanah Abang. Di Pasar JPM Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis, Asosiasi Pedagang Pasar Jimmy Rory menyampaikan beberapa poin kepada pengelola pasar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Pembangunan Sarana Jaya dan operator lainnya, ujarnya. Selain itu, para pedagang juga merasa ada ancaman dari pihak pengelola terkait surat edaran yang memuat informasi harga sewa dan penyegelan gudang.

Tuntutan pertama, para pedagang menuntut harga sewa booth diturunkan menjadi Rp 800.000 mulai Oktober ini. Baca: DKI Komitmen Fasilitas JPM Tanah Abang Sesuai Kesepakatan Rp 800 lakh. Tiba-tiba tersiar kabar bahwa tarif layanannya naik menjadi Rp 800.000. Dua minggu kemudian, Sarana Jaya kembali menyalurkan, dan tarif layanannya menjadi Rp 1,4 juta, katanya. Ia mengaku sudah mendapat penjelasan dari pihak manajemen atas kenaikan harga sewa kios hingga perbaikan sarana dan prasarana di Pasar Tanah Abang. Faktanya, lantai toilet rusak dan tidak ada listrik, katanya. Kemudian permintaan kedua adalah meminta pengelola label untuk membuka lapak agar para pedagang bisa mendapatkan uang untuk menyambung hidup. Baca: Jembatan Penyeberangan Serba Guna Tanah Abang 30 Belum Dapat Kunci Dilarang membuka segel tanpa sepengetahuan manajemen.” “Anda bisa melihat banyak dari tenda-tenda ini atau kurang dari 200 tenda yang ditutup,” katanya.

Kamis (10/10/2024); Jakarta Pusat Para pedagang bekerja di Jembatan Serba Guna (JPM) di Pasar Tanah Abang. Permintaan terakhir ANTARA/Siti Nurhaliza adalah waktu mencicil uang sewa. Para pedagang berkomitmen untuk membayar harga sewa lapak tersebut, namun tidak bisa secara langsung karena melihat kondisi pasar yang pembelinya sedikit. “Kami berusaha menuruti permintaan pengelola. Setelah pedagang mencicil 3-4 hari, tiba-tiba toko ditutup. Makanya hari ini kami ambil tindakan,” ujarnya.

Dia mengatakan, jika BUMD Perumda Sarana Jaya tidak mendengarkan keluhan pedagang, pihaknya akan melanjutkan laporan ke Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan DPRD DKI Jakarta. Baca Juga: Lebih Banyak Pengunjung; JPM Pasar Tanah Abang Perkuat Pengamanan “Sebenarnya kami ingin bersurat. Kami ingin bertemu dengan anggota dewan atau Pj Gubernur dan lain-lain. Tidak menyurutkan niat pimpinan untuk menyurati anggota. DPRD, mungkin Pj Gubernur, katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours