Membalik Kerugian Jadi Keuntungan, Transformasi Bisnis Perkebunan Negara

Estimated read time 4 min read

dlbrw.com, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong perubahan besar-besaran untuk meningkatkan kinerja kelompok usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Perusahaan pemilik aset pertanian di berbagai wilayah nusantara ini dirasa belum maksimal kinerjanya. Permasalahan tata kelola menjadi sorotan, termasuk kasus penyalahgunaan kekuasaan dan hilangnya kinerja keuangan.

Ketua PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN Group Mohammad Abdul Ghani mengatakan, perubahan yang digagas Kementerian BUMN berdampak pada kinerja PTPN Group dalam beberapa tahun terakhir. PTPN Group menyatakan mampu mengimbangi kerugian yang dialami pada periode sebelumnya setelah melakukan restrukturisasi besar-besaran.

Transformasi PTPN juga merupakan bagian dari transformasi BUMN. Perubahan tersebut rencananya akan terjadi antara tahun 2021 hingga 2024. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III kini menjabat sebagai pemilik BUMN Perkebunan Nusantara dan telah melakukan berbagai perubahan di lingkungan PTPN.

Perubahan yang dilakukan salah satunya adalah pembentukan sub-cadangan, dimana PTPN III membentuk tiga sub-cadangan yaitu PTPN IV, PTPN I dan PT Sinergi Gula Nușantara (SGN). Subholding SGN terbentuk pada tahun 2021, yang saat itu saham perseroan dipegang oleh PTPN III (Persero) dan PTPN XI. Kemudian pada 10 Oktober 2022, tujuh anak perusahaan PTPN III (Persero) yakni PTPN II, VII, IX dan SGN bertugas merevitalisasi industri gula nasional dan meningkatkan produksi gula nasional.

Kemudian, sebuah langkah bersejarah bagi sektor pertanian Indonesia, pada tanggal 1 Desember 2023, PTPN III mengumumkan penggabungan 13 PTPN menjadi dua sub-holding yaitu PTPN IV dan PTPN I. Pembentukan kedua sub-holding ini untuk melaksanakan : Rencana Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk mencapai kemandirian khususnya di bidang ketahanan pangan dan energi.

Perusahaan Sub-Holding PTPN IV dibentuk dengan menggabungkan PTPN V, VI dan XIII menjadi PTPN IV, entitas yang menerima penggabungan. PTPN IV diharapkan menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia dalam waktu 10 tahun, dengan luas lebih dari 600.000 hektar, menjadikannya pemain utama dalam industri kelapa sawit global. Oleh karena itu, PTPN IV diyakini dapat membantu meningkatkan produksi CPO dalam negeri dan produksi minyak nabati dalam negeri dari 460.000 ton per tahun pada tahun 2021 menjadi 1,8 juta ton per tahun pada tahun 2026, hingga empat kali lipat dalam 5 tahun. .

Sedangkan misi PTPN II, VII, VIII, IX dan PTPN I antara lain mengoptimalkan aset usahatani, mengelola tanaman pertanian, mendiversifikasi operasional, dan mengembangkan rencana bisnis ramah lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan mendukung ketahanan perekonomian Indonesia.

Review ini terbukti berdampak positif terhadap kinerja perseroan. Perusahaan yang sebelumnya diperkirakan rugi Rp 2,53 triliun pada 2019, bisa membukukan laba Rp 1,2 triliun pada 2023.

Perlu diketahui bahwa angka penerimaan tahun 2023 juga dipengaruhi oleh dinamika harga komoditas global. Melihat kinerja laba tahun 2022, PTPN Group mampu mengoptimalkan keunggulan harga komoditas sehingga menghasilkan laba hingga Rp6,02 triliun.

Ghani mengakui kinerja laba tahun 2023 sangat dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas global. Namun, keuntungan PTPN Group membaik sejak masa transisi. Ghani menjelaskan, pendapatan perseroan tumbuh rata-rata 28,1% setiap tahunnya sejak tahun 2020.

Sedangkan perseroan menargetkan penjualan sebesar Rp61,7 triliun pada 2024. Naik dibandingkan tahun 2023 yang realisasi pendapatan perseroan mencapai Rp50,9 triliun.

Ghani berharap melalui berbagai inisiatif strategis dan inovatif tersebut, Grup PTPN dapat terus tumbuh secara berkelanjutan sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat. “Tentunya dukungan dan dorongan dari Kementerian BUMN dan pemangku kepentingan terkait akan semakin memperkuat peran PTPN Group sebagai perusahaan pertanian terbesar di dunia,” kata Ghani.

Dekat dengan komunitas

Kementerian BUMN meminta PTPN Holding tidak hanya fokus pada inovasi model bisnis, tetapi juga peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) perseroan.

Sepanjang perjalanan PTPN, keadaan perusahaan mengalami pasang surut. Oleh karena itu, inovasi SDM menjadi jantung PTPN untuk meningkatkan dan mengembangkan bisnis perusahaan. Salah satu hal yang penting untuk diwujudkan adalah PTPN harus mampu memberikan dampak bagi masyarakat sekitar.

Kementerian BUMN menunjuk PTPN sebagai korporasi yang memberikan manfaat kepada petani, masyarakat sekitar, dan karyawan. Kondisi bisnis PTPN sebelumnya bergejolak. Hal ini terutama disebabkan oleh sumber daya manusia yang kurang sehingga harus dilakukan perubahan. Sementara itu, transformasi bisnis perlu terus dikembangkan, khususnya di bidang kelapa sawit, gula, kopi, dan teh yang merupakan bisnis utama perseroan.

PTPN diminta agar produk sawitnya dikenal pasar agar bisa sejajar dan bersaing dengan produk swasta. Secara terpisah, pemerintah meminta PTPN segera meningkatkan produksi gula untuk mengurangi konsumsi gula impor. Hal itu masuk dalam Program Strategis Nasional yang diperintahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Langkah tegas dalam memperbaiki tata kelola BUMN dinilai patut diapresiasi. Upaya tersebut diyakini dapat meningkatkan tata kelola dan transparansi di lingkungan BUMN, termasuk di lingkungan Grup PTPN. Piter Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Institute, mengatakan upaya penghapusan BUMN merupakan yang paling penting dalam lima tahun terakhir.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours