Virus Mpox Bisa Menular Lewat Kontak Langsung Lesi Kulit Hingga Droplet

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI menarik perhatian masyarakat terhadap penyebaran virus Mpox (MPXV). dr. Yudhi Pramono, Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, mengatakan penyakit ini dapat menular melalui kontak dekat dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi, atau melalui kontak tidak langsung dengan benda dan droplet yang terinfeksi.

Yudhi menjelaskan, penularan Mpox dapat terjadi melalui kontak langsung kulit ke kulit atau mukosa, termasuk kontak seksual. Infeksi droplet biasanya memerlukan kontak dekat dalam waktu lama, sehingga anggota keluarga yang tinggal serumah atau melakukan kontak dekat dengan penderita mempunyai risiko lebih besar untuk tertular.

“Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dengan menjalani pola hidup bersih dan sehat, melakukan perilaku seksual yang sehat, seperti tidak berganti-ganti pasangan atau melakukan perilaku seksual sesama jenis,” kata Yudhi dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (19/8/2021). 2024).

Berdasarkan “Laporan Teknis Mpox di Indonesia 2023.” diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2024, gejala Mpox yang paling sering dilaporkan pada kasus yang dikonfirmasi meliputi lesi, diikuti demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati). “Jika Anda mengalami gejala Mpox di atas, segera temui dokter di fasilitas kesehatan terdekat,” kata Yudhi.

Menurut Yudhi, waktu pemulihan pasien Mpox bervariasi antara dua hingga empat minggu. Dalam hal ini, durasi penyakit terpendek adalah 14 hari sejak timbulnya gejala pertama.

Terkait pencegahan dan pengobatan pasien Mpox, Kementerian Kesehatan telah berupaya menyediakan vaksin dan obat-obatan, termasuk antibiotik. Di Indonesia, sebagian besar kasus Mpox mendapat terapi suportif dan simtomatik. Kasus-kasus ini dirawat dan diisolasi, baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri.

Menyikapi darurat kesehatan Mpox, Yudhi mengimbau masyarakat, khususnya para traveller, untuk tetap waspada dan menghindari bepergian ke negara-negara terjangkit Mpox, khususnya Afrika. Republik Demokratik Kongo adalah negara Afrika dengan jumlah kasus Mpox tertinggi, yaitu sekitar 96 persen dari seluruh kasus di benua tersebut. Sementara itu, WHO menyebutkan Swedia menjadi negara pertama di luar Afrika yang mengonfirmasi Clade IB Mpox pada seseorang yang sebelumnya mengunjungi Afrika Tengah. Clade I dianggap lebih serius dan lebih menular dibandingkan MPVX Clade II.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours