Menghidupkan Mimpi Anak Indonesia Lewat Beasiswa Pemerintah

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Sepuluh tahun terakhir, perkembangan pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Fokus pada akses pendidikan yang lebih luas dan setara, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga miskin, telah membawa impian anak-anak Indonesia menjadi kenyataan.

Melalui berbagai program beasiswa seperti Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dan Beasiswa Maju Indonesia (BIM), pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menunjukkan komitmen kuat untuk memastikan setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai pendidikan berkualitas.

Hingga Maret 2024, PIP telah menjangkau lebih dari 9,7 juta siswa dari SD hingga SMP/SMK. Penyaluran bantuan PIP dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Layanan Pendanaan Pendidikan (Puslapdik). Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengumumkan pada 23 November 2023 penyaluran PIP mencapai 100 persen dari target yang disalurkan kepada 18.109.119 penerima.

“Setiap tahun kami menargetkan penyaluran PIP kepada 17,9 juta siswa dengan anggaran Rp9,7 triliun. Tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menambah target pendidikan menengah menjadi 567.531 siswa dan sekolah kejuruan menjadi 99.104 siswa. “Peningkatan jumlah sasaran ini bersamaan dengan bertambahnya satuan bantuan dari Rp1.000.000 menjadi Rp1.800.000 untuk pelajar SMA dan SMA,” kata Menteri Nadiem saat mendampingi Presiden Joko Widodo pada acara penyerahan bantuan PIP 2024 di Magelang, Tengah. Jawa. Januari 2024 lalu.

Mendikbud menjelaskan tahun ini kementeriannya menambah target pendidikan menengah sebanyak 567.531 siswa dan jenjang SMK sebanyak 99.104 siswa. Dikatakannya, dalam semangat Merdeka Belajar, Kemendikbud terus memperkuat kolaborasi dan kerja sama dengan pemerintah daerah dan satuan pendidikan. “Hal ini kami terapkan agar penyaluran bantuan PIP lebih pasti dari segi ketepatan sasaran, waktu, jumlah dan pemanfaatannya,” ujarnya.

Mendikbud menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas pelaksanaan program PIP sebagai bagian dari upaya pemerataan hak dan mutu pendidikan. “Kami berharap seluruh anak Indonesia dapat merasakan manfaat dari program ini,” ujarnya.

Salah satu penerima bantuan PIP tingkat SD, Nova Faris Setiawan mengaku senang menerima bantuan PIP. “Dana bantuan ini akan saya gunakan untuk bersekolah dan mewujudkan cita-cita menjadi tentara di masa depan,” kata Faris, siswa SD Negeri Kramat 5 Magelang, Jawa Tengah.

Di sisi lain, KIP Kuliah yang diluncurkan pada tahun 2021 juga merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperluas akses terhadap pendidikan tinggi. Pada pertengahan tahun 2024, KIP Kuliah sudah menjangkau 101.000 siswa atau 50 persen dari total kuota 200.000 siswa. Kepala Puslapdik Adika Ganedra mengatakan, program ini bertujuan untuk membantu siswa dari keluarga tidak mampu agar berhasil masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur ujian dan keberhasilan.

“Berdasarkan data integrasi antara siswa penerima bantuan di tingkat SD dan SMP dengan siswa yang lolos ke perguruan tinggi, semakin banyak siswa kurang mampu yang terbantu untuk berprestasi dan masuk perguruan tinggi,” jelas Adika dalam Webinar Silaturahmi Belajar Merdeka. sebelum

Tak hanya itu, berdasarkan hasil Kajian Lanjutan yang dilakukan Puslapdik pada tahun 2023, dari 20.706 alumni Bidikmisi/KIP Kulia yang menjawab kuisioner, 42 persen diantaranya akan meraih IPK antara 3,50 hingga 3,75, bahkan bisa dibilang jauh. sebanyak 28 persen menerima IPK antara 3,75 hingga 3,99. Keberhasilan akademik ini terus meningkat setiap tahunnya, membuktikan bahwa KIP Kuliah tidak hanya memberikan akses, namun juga mendorong keberhasilan mahasiswa.

Beberapa contoh keberhasilan tersebut antara lain Iva Rudotul Romah, mahasiswa Teknik Informatika ITN Malang yang lulus dengan IPK 3,94 dan menyelesaikan studinya dalam waktu 3,5 tahun. Dhea Arviana Wijianti, mahasiswi ekstrakurikuler Universitas Jember, meraih IPK 3,99 dan aktif menjadi pengajar di PKBM Lintas Menuju Kecerdasan di Glenmore Banyuwangi. Selain itu, Nahdia dari UPN “Veteran” Yogyakarta mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan terbaik dengan berbagai prestasi, antara lain mengikuti SEAMEO TVET Virtual Student Exchange Program 2022 dengan IPK sempurna 4,00.

Beberapa contoh…

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours