CORE Indoesia Respons Reshuffle di Kementerian bidang Ekonomi

Estimated read time 4 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal pun bereaksi terhadap keputusan Presiden Joko Widodo mengganti sejumlah menteri. Dua di antaranya berada di Kementerian Perekonomian.

Ada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Badan Koordinasi Penanaman Modal/Penanaman Modal (BKPM). Faisal menilai perombakan kabinet yang dilakukan belakangan ini lebih dari sekedar konsolidasi politik.

“Kalau ditanya dari sisi ekonomi, hampir tidak ada yang terburu-buru. Karena pemerintahan beliau (Jokowi) akan berakhir, maka tinggal dua bulan lagi,” tulis Direktur Eksekutif CORE kepada dlbrw.com, Selasa (20/8). ) /2024).

Arifin Tasrif yang menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral digantikan oleh Bahlil Lahadalia. Arifin menjabat selama empat tahun 10 bulan. Tepatnya pada Oktober 2019 hingga Agustus 2024.

Sebelumnya, Bahlil menjabat Menteri Investasi/Kepala BKPM. Kursi tokoh asal Papua kini ditempati Rosan Rozlani. CORE Indonesia menilai tidak ada urgensi sehingga terjadilah reshuffle.

Jadi tidak ada kebutuhan mendesak dari sudut pandang ekonomi yang membutuhkan menteri terkait. Jadi ini lebih dari sekedar langkah politik, kata Faisal.

Namun seperti masyarakat Indonesia lainnya, ia tetap berharap para menteri bekerja keras di sisa waktunya. Khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Merupakan kawasan yang strategis jika dikaitkan dengan beberapa tujuan yang ingin dicapai negara. Kemudian segalanya berubah. Kementerian yang membidangi sumber daya alam.

Oleh karena itu siapapun yang menduduki jabatan tersebut harus memiliki integritas selain kemampuan teknis. Juga harus memiliki pemahaman akan pentingnya pengelolaan sumber daya alam untuk kepentingan nasional dan memajukan kesejahteraan masyarakat, kata Faisal.

Penyerahan tersebut terjadi pada Senin (19/8/2024) sore WIB. Upacara diadakan di kantor kementerian masing-masing. Lalu muncul reaksi berbeda-beda.

Bhim Yudhisthir, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), menuliskan lima pekerjaan rumah untuk Bahlil di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pertama, memfasilitasi transisi energi ke energi terbarukan melalui skema JETP (Just Energy Transition Partnership) dan melalui dukungan langsung kebijakan ketenagalistrikan ESDM dan APBN.  Kedua, memperbanyak PLTU batu bara yang bisa dipensiunkan, termasuk PLTU captive di kawasan industri. Perubahan Perpres 112/2022 yang masih memperbolehkan pembangunan kawasan industri PLTU baru juga harus direvisi. 

“Diperkirakan terdapat 21 GW PLTU di kawasan industri yang akan dibangun dan akan menghambat upaya Indonesia dalam memenuhi target emisi karbon,” kata Bhima.

Ketiga, perubahan DMO Batubara (Domestic Market Obligation) harus didiskusikan dengan Kementerian Keuangan yang meningkatkan risiko ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, khususnya pada pembangkit listrik. Keempat, pemanfaatan transmisi PLN untuk energi berbasis masyarakat akan dipermudah dan surplus listrik energi bersih akan dijual ke PLN. Kelima, mendorong pajak atas produksi batu bara dan mengevaluasi insentif pajak bagi smelter nikel yang belum memenuhi tanggung jawab lingkungan hidup (ESG).

Bahlil meyakinkan dalam pernyataannya bahwa Arifin akan melanjutkan semua prestasi baik yang telah diraih selama Tasrif. Ia siap bekerja keras untuk mencapai berbagai target yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

CELIOS juga menyinggung sederet pekerjaan rumah untuk Rosan yang harus diselesaikan paling lambat Oktober 2024. “Pak Rosan Roslani punya empat pekerjaan rumah,” kata Bheem melalui pesan singkat kepada dlbrw.com, Senin (19/8/2024).

Dijelaskannya, pertama, percepatan realisasi investasi masih terhenti pada masa Presiden Joko Widodo, sekitar Rp 149 triliun pada tahun 2024. “Meski terbatas waktu karena pergantian Praboo Subianto (presiden terpilih), ada saatnya menyiapkan strategi dan membentuk tim percepatan investasi yang lebih progresif,” kata Bheem.

Kedua, meningkatkan promosi investasi berkualitas, misalnya pada sektor ekonomi regeneratif dan energi terbarukan. Dengan meningkatkan komitmen terhadap investasi yang berkualitas, diharapkan kinerja di daerah akan semakin baik.

Ketiga, membantu Kementerian Keuangan agar belanja pajak atau insentif perpajakan tepat sasaran. Perlu dipastikan bahwa penanaman modal yang mengurangi pajak mempunyai dampak positif terhadap eksploitasi tenaga kerja, serta dampak positif terhadap lingkungan sekitar kawasan penanaman modal.

Keempat, lebih erat kaitannya dengan peran pemerintah daerah khususnya dalam pengambilan keputusan investasi hilir mineral. “Sampai saat ini pemerintah daerah belum terlibat aktif dalam pembuatan undang-undang penciptaan lapangan kerja, padahal pemerintah daerah juga sudah membawa impact investment,” kata Bheem.

Dalam keterangannya, Rossan menegaskan siap melanjutkan standar tinggi yang telah ditetapkan di masa Bahlil. Dia mendesak semua pihak terkait untuk bertindak lebih proaktif. Sebab, ia punya waktu kurang dari dua bulan untuk berkreasi di lingkungan baru yang dipimpinnya.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours