Tinju Olimpiade Bakal Dihapus, Warisan Muhammad Ali Terancam

Estimated read time 3 min read

Tinju menghadapi ancaman besar menjelang Olimpiade Los Angeles 2028, dan olahraga tersebut bisa saja dihapuskan. Keputusan ini, jika benar-benar terjadi, akan sangat merugikan dunia olahraga, mengingat Olimpiade telah melahirkan banyak petinju yang menjadi profesional di ring profesional.

Petinju paling terkenal yang keluar dari kompetisi pemula di Olimpiade adalah Muhammad Ali. Liga tinju di Louisville, Kentucky, AS, menjadi inspirasi bagi para petinju pemula untuk mengikuti olahraga profesional ini. Jadi, apakah warisan Muhammad Ali membahayakan rencana penghapusan tinju dari Olimpiade?

Sebagai contoh bagaimana ajang ini telah melahirkan sejumlah petinju terbaik dunia, berikut lima petinju dunia yang mengawali karirnya di pentas Olimpiade.

1.Muhammad Ali (Cassius Clay).

Muhammad Ali, lebih dikenal dengan nama lahirnya Cassius Clay, adalah salah satu nama terbesar dalam sejarah tinju. Ali meraih medali emas di Olimpiade Roma 1960 di divisi ringan. Kemenangan tersebut merupakan awal dari karir profesionalnya yang terkenal, di mana ia menjadi juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali, dan dikenal sebagai “Yang Hebat”. Ali tidak hanya hebat di atas ring, namun ia juga menjadi legenda global atas keberanian dan komitmennya dalam memperjuangkan keadilan sosial.

2. Gula Ray Leonard

Sugar Ray Leonard adalah salah satu petinju paling menghibur dan berbakat sepanjang masa. Ia memenangkan medali emas di Olimpiade Montreal 1976 di divisi kelas welter. Prestasi persahabatannya yang luar biasa membuka jalan bagi Leonard untuk memenangkan gelar juara dunia dalam lima kategori berbeda. Kecepatan, kelincahan, dan kecerdasannya di atas ring menjadikannya salah satu petinju terhebat sepanjang masa, dan kemenangannya di Olimpiade merupakan tonggak sejarah dalam kariernya.

3.Oscar De La Hoya

Oscar De La Hoya yang dikenal dengan julukan “The Golden Boy” menjadi bintang dunia tinju setelah meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 di divisi ringan. De La Hoya kemudian melanjutkan karirnya sebagai juara dunia di enam divisi berbeda. Kesuksesannya di Olimpiade tidak hanya menginspirasi generasi berikutnya, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai salah satu petinju terlaris dalam sejarah tinju.

4. Vasily Lomachenko

Vasily Lomachenko adalah salah satu petinju tersukses dalam sejarah. Ia memenangkan dua medali emas Olimpiade, yang pertama di Beijing 2008 dan yang kedua di London 2012. Lomachenko kemudian menjadi profesional dan dengan cepat menjadi juara dunia di tiga kategori berbeda dalam beberapa pertandingan. Keahlian, kecepatan, dan kelincahannya yang luar biasa di atas ring menjadikannya salah satu petinju paling ditakuti di generasinya.

5. Floyd Mayweather Jr.

Floyd Mayweather Jr., yang dikenal sebagai salah satu petinju terbaik sepanjang masa, memenangkan medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996 di divisi kelas bulu. Meski tidak mendapatkan emas, Mayweather menunjukkan kepiawaian luar biasa yang membawanya menjadi juara dunia tak terkalahkan di lima divisi berbeda. Mayweather, yang dikenal dengan julukan “Uang”, tidak hanya bertahan di atas ring tetapi juga mengubah cara bisnis tinju dijalankan, dan menghasilkan banyak uang sambil bekerja.

Dengan tinju terancam tersingkir dari Olimpiade Los Angeles pada tahun 2028, olahraga dunia mungkin akan kehilangan acara yang telah menghasilkan banyak bintang. Petinju seperti Muhammad Ali, Sugar Ray Leonard, Oscar De La Hoya, Vasily Lomachenko, dan Floyd Mayweather Jr. adalah contoh nyata bagaimana Olimpiade menjadi batu loncatan bagi para atlet luar biasa untuk mencapai puncak olahraganya. Penghapusan tinju dari Olimpiade tidak hanya mengurangi peluang generasi penerus, tetapi juga menghapus sejarah panjang yang berperan besar dalam olahraga ini di dunia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours