Dokter ungkap faktor penyebab “speech delay” pada anak

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Satuan Kerja Koordinasi Manajemen dan Tumbuh Kembang Sosial Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K) mengungkapkan ada dua penyebab keterlambatan bicara yang mengganggu tumbuh kembang anak.

“Keterlambatan bicara pada anak ditandai oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal,” kata Fitri dalam webinar ‘Memahami Keterlambatan Bicara Anak’, Selasa di Jakarta.

Fitri menjelaskan, faktor internal penyebab keterlambatan bicara tipe kedua disebabkan oleh kelainan bentuk organ, gangguan kecemasan, gangguan perilaku, gangguan kognitif, termasuk keterlambatan perkembangan (keterlambatan pematangan).

Sedangkan faktor luar merupakan penyebab utama jenis keterlambatan, sedangkan keterlambatan terjadi pada sisi bahasa.

Secara umum faktor eksternal disebabkan oleh motivasi yang kurang dan pembelajaran yang salah sehingga anak suka menunda-nunda.

Menurutnya, rendahnya motivasi tersebut disebabkan oleh proses pengasuhan yang meninggalkannya, misalnya mengikuti keinginan anak tanpa menggunakan bahasa lisan, melainkan hanya melalui gerak tubuh.

Apa yang membuat situasi ini lebih buruk adalah pola asuh yang buruk, dimana anak-anak terus-menerus diberitahu untuk tidak menangis.

“Kalau sampai ke tangan atau kepala, ucapkan harapan dan harapan agar anak tidak menangis, itu tidak memberinya kesempatan belajar dengan baik. Seharusnya bahasa lisan digunakan untuk menyelesaikan a,” ujarnya.

Fitri juga mengatakan, pembelajaran yang kurang memadai seringkali disebabkan oleh anak-anak yang dipaksa berbicara dua bahasa atau belajar banyak bahasa pada usia dini, alih-alih fokus mempelajari satu bahasa untuk berkomunikasi.

Anak kemudian diminta belajar bahasa tersebut sendiri tanpa bantuan orang tuanya, sehingga berisiko melakukan kesalahan dalam penerjemahan bahasa tersebut.

Dia mengatakan bahwa anak-anak harus didorong untuk berbicara selama penerimaan, pemahaman dan pengucapan.

“Tidak bisa, setelah melalui proses pembukaan, langsung meminta anak mengucapkannya tanpa memahami apa yang dibicarakan,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours