Analis Malaysia Minta Negaranya Tiru Hal Ini dari Indonesia Agar Bisa Raih Emas Olimpiade

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, KUALA LUMPUR — Pada Olimpiade Paris 2024, Malaysia ‘hanya’ berhasil meraih dua medali perunggu di cabang bulutangkis. Mereka datang dari tunggal putra Lee Zii Jia dan ganda putra Aaron Chia-Soh Wooi Yik.

Memenangkan medali di setiap Olimpiade telah menempatkan Malaysia di puncak kekeringan medali emas meski sudah hampir 70 tahun sejak berpartisipasi dalam acara olahraga tahunan tersebut. Olimpiade Paris 2024 bahkan dinilai lebih memuaskan dibandingkan Olimpiade Tokyo, di mana Malaysia masih mampu meraih satu perak dari Mohd Azizulhasni dan satu perunggu dari Aaron-Wooi Yik.

Seorang sarjana dari Universiti Teknologi Mara (UiTM) Shah Alam, Mohd Sadek Mustafa, menilai sudah saatnya Malaysia melirik olahraga lain daripada hanya berfokus pada olahraga populer tertentu. Ia menilai Malaysia patut menjadi contoh negara tetangga seperti Indonesia yang bisa meraih emas dari panjat tebing dan angkat besi, sedangkan bulu tangkis tidak bisa meneruskan tradisi emas.

“Tidak perlu jauh-jauh dan menjadikan Indonesia sebagai contoh. Di Olimpiade kali ini (Paris 2024) kita tidak akan meraih emas dari bulu tangkis, tapi kita akan meraih emas dari angkat besi dan panjat tebing,” kata Mustafa kepada Bernama, Selasa (13/8). . ) /2024).

“Kita juga bisa melihat cabor-cabor yang berpotensi meraih emas seperti kano dan kayak karena kita punya atlet-atlet yang bertalenta dan perlengkapannya bagus. Olah raga tidak bergantung pada bentuk tubuh tapi juga teknologi alat olah raganya,” imbuhnya.

Sadek juga berpesan agar negaranya meniru cara negara seperti China menerapkan metode pembinaan atlet. Dia fokus pada perekrutan atlet di setiap cabang olahraga kecuali pelatihan pemuda.

“Harus ada perubahan mental, pelatih di tingkat nasional harus punya tanda X. Misalnya pelatih seperti Pep Guardiola yang menggunakan data dan analisa dalam sistem latihannya. yang teratas adalah prioritas,” kata Sadek. . Waktu Selat Baru.

Sadek melanjutkan, harus ada kontribusi internasional dalam pengajaran. Metode latihan apa pun yang dapat membuat seorang atlet berkembang harus dipelajari. 

Menurut Sadek, pelatih di setiap cabang olahraga harus bisa berinovasi dan mengikutsertakan psikolog dalam tim pelatih. Ia mencontohkan bagaimana tim Tiongkok menghadapi pertarungan psikologis tim lawan di Paris 2024 yang menjadikan Tiongkok sebagai tim terbaik.

“Perang psikologis Tiongkok adalah hal lain yang dapat kita pelajari dan atasi. Sikap para atlet tidak terpengaruh meskipun mereka mencoba mengganggunya secara psikologis,” kata Sadek.

“Harus ada perubahan pola pikir untuk mempersiapkan para atlet. Kita punya waktu empat tahun lagi untuk mempersiapkan Olimpiade berikutnya. 48 bulan dan kita harus segera memulai persiapannya.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours