Repnas luncurkan Gerakan Tumbuh Bersama 8% dukung pemerintahan baru

Estimated read time 3 min read

JAKARTA dlbrw.com – Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) mencanangkan “Gerakan Pertumbuhan Bersama 8%” untuk mendukung tumbuhnya pertumbuhan ekonomi yang ditujukan pada pemerintahan baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

“Ini adalah inisiatif besar yang bertujuan membantu pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada masa jabatan berikutnya,” kata Presiden Nasional Repnas Anggawira dalam pernyataan Visi dan Misi Pertumbuhan Ekonomi 8% di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan peluncuran tersebut menandai dimulainya kerja sama lintas sektor untuk memperkuat perekonomian nasional melalui pengembangan wirausaha baru, penyederhanaan peraturan, dan memastikan kejelasan hukum yang lebih baik di Indonesia.

Ia menekankan pentingnya mencapai target pertumbuhan 8% untuk membawa Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.

“Jika kita hanya tumbuh 5-6%, kita akan sulit mencapai Indonesia Emas 2045. Pertumbuhan tinggi harus kita dorong dengan kolaborasi dan inovasi di segala bidang.” “Peran wirausaha muda sebagai agen perubahan sangatlah penting.”

Anggawira juga menekankan pentingnya stabilitas politik dan kepastian hukum sebagai kunci untuk menarik lebih banyak investasi.

“Tanpa kejelasan hukum, kita akan kesulitan menarik investor. “Ini tugas besar yang harus kita lakukan agar Indonesia bisa bergerak lebih cepat,” ujarnya.

Menurutnya, langkah tersebut merupakan langkah awal penting bagi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mencapai visi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi global.

Ia berharap dengan kerja sama di bidang fasilitasi peraturan dan peningkatan kepastian hukum, pertumbuhan bersama sebesar 8% dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif serta membuka peluang yang lebih luas bagi wirausaha muda di Indonesia.

Deputi Direktur Pemantauan Kinerja Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Penanaman Modal (BKPM) Edy Junaedi mengatakan pentingnya ekspansi ekonomi ke pasar global.

“Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara seperti Vietnam yang telah mengurangi banyak hambatan birokrasi untuk menarik investasi asing. “Kalau sistemnya tidak segera kita perbaiki maka kita akan tertinggal,” tegas Edy.

Menurutnya, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, Indonesia harus fokus pada penyederhanaan regulasi dan penyederhanaan proses bisnis, terutama untuk menarik investasi asing langsung.

Sementara itu, Suroso, Chief Risk Manager PLN, menambahkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi memerlukan infrastruktur yang kuat, terutama di sektor energi.

Dia menjelaskan, rasio spesifik listrik Indonesia saat ini sudah mencapai 95 hingga 98 persen, namun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, PLN perlu mempercepat pertumbuhan infrastruktur ketenagalistrikan minimal 7,9 persen per tahun.

“Kita perlu memastikan sektor energi siap mendukung pertumbuhan industri, terutama dengan fokus pada pemerataan energi di seluruh Indonesia,” jelas Suroso.

Chief Technology Officer Bhumi Varta, Martyn Terpilowsky, menegaskan kemudahan berusaha dan pemangkasan birokrasi penting untuk menarik lebih banyak investor ke Indonesia.

Menurut Martyn, Indonesia tidak boleh mampu bersaing dengan negara yang jauh lebih kecil seperti Vietnam.

“Negara ini berhasil menarik investasi dengan menyederhanakan proses perizinan. Indonesia perlu mengikuti langkah ini jika ingin mencapai target 8%,” kata Martyn.

Sementara itu, penggagas Gerakan Pertumbuhan Bersama 8%, Erwin Suryadi, menekankan pentingnya kerja sama yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil.

“Tujuan pertumbuhan ini tidak bisa kita capai sendirian. Kerja sama adalah kuncinya. Kita harus memastikan seluruh kebijakan yang ada mendukung inovasi dan pengembangan teknologi serta inovasi,” kata Erwin.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours