Pajak Gula di Inggris Terbukti Pangkas Asupan Gula Tambahan pada Anak

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Inggris memberlakukan pajak tambahan terhadap penjual soda manis. Hal ini dilakukan untuk mengurangi asupan gula pada produk yang ditujukan untuk anak-anak. Pajak gula tampaknya efektif dalam mengurangi asupan gula tambahan pada anak-anak, menurut sebuah studi baru.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Cambridge dan universitas ternama lainnya menemukan bahwa pajak gula di Inggris berhasil mengurangi asupan gula tambahan dari soda dan minuman ringan lainnya pada anak-anak hingga hampir 50 persen. Pada bulan Maret 2016, pemerintah Inggris memberlakukan pajak terhadap minuman ringan yang diberi tambahan gula dalam upaya mengurangi obesitas pada masa kanak-kanak. Aturan tersebut mendorong produsen minuman ringan untuk mengurangi jumlah gula dalam minuman mereka sebelum pajak diberlakukan pada bulan April 2018.

Total konsumsi gula tambahan juga menurun selama bertahun-tahun karena masyarakat Inggris beralih ke alternatif gula yang lebih rendah. Dengan melihat data selama 11 tahun, peneliti mampu membuat model untuk memprediksi konsumsi gula tambahan berdasarkan tren saat ini. Mereka membandingkan tingkat tersebut dengan apa yang sebenarnya terjadi pada awal tahun 2019.

Para peneliti menemukan bahwa setelah pajak diumumkan dan diterapkan, konsumsi anak-anak terhadap tambahan gula dari minuman ringan saja menurun sebesar 45 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Konsumsi gula di kalangan orang dewasa juga menurun sebesar 33 persen, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiology & Community Health.

Dibandingkan dengan skenario di mana tidak ada pajak yang diberlakukan dan dengan mempertimbangkan pengurangan konsumsi gula yang ada, penelitian ini menemukan bahwa pajak menghasilkan pengurangan sebesar 23,5% dan pengurangan relatif gula tambahan dari minuman ringan di kalangan anak-anak. 40,4 persen di kalangan orang dewasa. Berdasarkan pemberitaan Euronews tertanggal Senin (15/7/2024), Dr., profesor epidemiologi penyakit kronis dan kesehatan masyarakat di Universitas Birmingham. “Semua ini memperkuat bahwa kebijakan tersebut efektif,” kata Peymane Adab.

Namun Adab juga mengingatkan bahwa hal ini masih bersifat sementara. “Kami tahu dari perilaku lain seperti merokok dan minum alkohol bahwa terkadang penurunan ini tidak bertahan lama,” katanya.

Tidak jelas apakah penurunan konsumsi gula disebabkan oleh produsen yang mengurangi jumlah tambahan gula dalam produk mereka, memilih pemanis buatan yang lebih rendah kalori, atau kampanye kesehatan masyarakat terhadap makanan dan minuman manis yang mendorong orang lanjut usia untuk membeli produk yang lebih sehat. Meskipun pajak ini tidak berlaku untuk beberapa minuman tinggi gula yang populer di kalangan anak-anak, seperti jus buah dan minuman berbahan dasar susu, temuan ini menunjukkan bahwa konsumen tidak mengganti minuman ringan mereka dengan makanan dan minuman manis lainnya.

Setidaknya 54 negara telah memberlakukan pajak atas minuman manis, menurut Obesity Evidence Centre di Australia. Penerapan pajak gula dianggap penting, mengingat minuman manis meningkatkan risiko obesitas pada masa kanak-kanak, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2, stroke, radang sendi, dan berbagai jenis kanker.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours