BPOM Edukasi Masyarakat Bahaya Konsumsi GGL Berlebihan

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menggalakkan literasi masyarakat tentang penggunaan gula, garam, dan lemak (GGL) yang aman. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengatasi masalah konsumsi GGL berlebihan di Indonesia yang dapat memicu berbagai penyakit kronis seperti diabetes, darah tinggi, dan obesitas.

“BPOM juga menggalakkan literasi masyarakat melalui KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi),” kata Deputi Penanggung Jawab Pengawasan Pangan Olahan (RDP) BPOM pada rapat dengar pendapat Panitia Kerja Pengawasan Pangan Olahan dan Produk Pangan Jadi. . . Senin (1/7/2024) Mengabdi dengan Kandungan Gula, Garam dan Lemak Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Selain itu, BPOM juga memperkenalkan logo Pilihan Sehat untuk memudahkan masyarakat dalam menentukan produk makanan sehat. Ima menjelaskan, pangan olahan yang berlogo Healthy Choice menunjukkan bahwa produk pangan tersebut memenuhi kriteria “sehat” berdasarkan nutrisi yang dikandungnya jika dibandingkan dengan produk sejenis bila dikonsumsi dalam jumlah wajar.

Persyaratan pencantuman logo antara lain memenuhi standar profil gizi, jumlah maksimum gula, garam, dan lemak, minimal kandungan zat gizi positif seperti kalsium dan serat, serta tidak menggunakan bahan tambahan pangan (BTP) sebagai pemanis gula esensial. Sebelumnya, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen PLT) Yudhi Pramono Kementerian Kesehatan mengatakan, kerja sama seluruh pemangku kepentingan, termasuk BPOM, diperlukan untuk memastikan pangan yang mengandung GGL aman bagi masyarakat.

Yudhi juga menjelaskan tentang syarat makan makanan bergula, asin, dan berlemak di Indonesia. Ia mengatakan, data survei konsumen GlobalData Q2 2021 yang dilakukan pada Juni 2021 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan konsumsi minuman kemasan manis (MBDK) tertinggi di kawasan Asia Pasifik.

“Ini menjadi perhatian yang sangat penting untuk intervensi pengendalian konsumsi gula di Indonesia,” ujarnya.

MBDK diketahui berisiko kematian akibat obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung koroner. Lebih lanjut Yudhi juga menyampaikan bahwa survei konsumsi pangan independen dari Litbanks pada tahun 2014 menunjukkan rata-rata konsumsi garam penduduk Indonesia adalah 2764 mg/orang/hari. Kemudian, Survei Konsumsi Makanan Perorangan tahun 2015 menunjukkan 27 persen penduduk Indonesia mengonsumsi lemak total melebihi batas anjuran harian atau lebih dari 67 gram per hari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours