UKRIDA-Actxa Kembangkan Model Kesehatan Preventif

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Kesehatan global menjadi topik yang menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk para ilmuwan yang terus mencari inovasi. Alasan utamanya adalah kesehatan merupakan hak asasi manusia dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia untuk kelangsungan hidup dan pembangunan masyarakat.

Pengalaman menunjukkan bahwa mengatasi ancaman kesehatan di tingkat global tidak dapat dilakukan sendiri dan untuk mengatasinya memerlukan kerja sama internasional yang bersifat multifaset dan lintas sektoral, termasuk kerja sama antar lembaga di masing-masing negara.

Dalam menghadapi masalah kesehatan, kolaborasi dapat dimulai dengan penelitian bersama untuk mengembangkan penemuan seperti vaksin, pengobatan lain, atau tindakan yang lebih efektif untuk membuat diagnosis yang lebih akurat yang akan sangat berguna di masa depan. 

Terakreditasi dengan predikat istimewa, UKRIDA juga sangat tertarik pada isu-isu kesehatan dan bahkan berencana menjadi kampus yang fokus pada teknologi di bidang kesehatan dan maju di sektor Kecerdasan Buatan (AI).  Oleh karena itu, UKRIDA membuka peluang untuk berkolaborasi dengan dunia industri untuk mengembangkan kerja sama bagi kemanusiaan, khususnya sektor kesehatan. Berdasarkan komitmen UKRIDA dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, Actxa Pte. sedang berkolaborasi dengan. Ltd. (“Actxa”) memiliki keselarasan nilai dan tujuan yang strategis.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Research and Collaboration Agreement (RCA) antara UKRIDA dan Actxa berlangsung pada hari Rabu 24 Juli 2024 di Kampus I, dengan Rektor UKRIDA Prof. Dr.-Eng., Ir. Herman Parung, M.Eng. dan CEO Actxa Pte. Marcus Sue Sementara itu, penandatanganan perjanjian kerjasama penelitian dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Inovasi I UKRIDA. IR. Oki Sunardi, ST, MM, IPM, ASEAN Eng. dan Profesor Emeritus Satvinder Singh Dhaliwal, Konsultan Actxa dan Konsultan Penelitian Klinis.

Rektor UKRIDA Prof. Harman Parung menyambut baik kerjasama penelitian ini dan mengatakan: “Baik UKRIDA maupun Actxa mempunyai komitmen yang kuat terhadap inovasi dan pengembangan solusi kesehatan preventif. Kami berharap kerjasama ini dapat mempercepat pengembangan solusi kesehatan canggih yang akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. individu dan komunitas.”

Kemudian Prof. Herman Parung menyampaikan keyakinannya terhadap kerja sama ini dan mengatakan, “Kami memiliki keyakinan penuh bahwa kerja sama ini akan membawa kemajuan signifikan di bidang kesehatan dan mempererat hubungan antar institusi kita.” 

Sementara itu, CEO Actxa Marcus Soo mengatakan: “Kami merasa terhormat dapat bekerja sama dengan UKRIDA dan ini menandai tonggak penting bagi Actxa karena kami memulai kolaborasi pertama kami dengan universitas di Indonesia yang melakukan penelitian di lingkungan rumah sakit. Kemitraan ini menunjukkan komitmen bersama kami terhadap inovasi . dan memberdayakan masyarakat dengan alat untuk membuat keputusan gaya hidup yang terinformasi dan positif. Pernyataan dari CEO Actxa AIFO-K, Dr. Amanda Dianky mengatakan: “Kolaborasi ini membuka banyak peluang penerapan teori dan sains dalam kehidupan nyata agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Apalagi potensi inovasi dari kolaborasi tersebut sangat besar.”

Kepala Laboratorium Penelitian Terpadu Ilmu Kedokteran dan Kesehatan UKRIDA Dr. Eka Widrian Suradji, Ph.D. D. berkata: “Misi UKRIDA adalah menjadi pionir dalam kemajuan ilmu kesehatan dan telah menjadikan kecerdasan buatan sebagai teknologi inovatif terkemuka yang menjadi fokus utama upaya penelitian dan pengembangan UKRIDA. Proyek penelitian bersama ini selaras erat dengan pekerjaan UKRIDA dan Actxa.” Ketertarikan Dr. UKRIDA dalam mengembangkan teknologi inovatif menemukan bahwa BGEM Actxa memiliki potensi besar untuk evaluasi dan pengendalian metabolisme glukosa, khususnya Diabetes Mellitus, yang perlu dicegah dan dikendalikan. Sebuah proyek bersama dengan UKRIDA sedang dirintis teknologi pencegahan dan pengendalian penyakit kronis di Indonesia.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours