Kemenperin dorong penguatan Industri Agro di daerah

Estimated read time 3 min read

PONTIANAC dlbrw.com – Setia Diarta, Direktur Industri Kehutanan dan Hasil Peternakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), mengatakan pihaknya mendorong pertumbuhan industri pertanian di seluruh daerah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.

“Industri pertanian mencakup tujuh sektor utama: makanan, minuman, hortikultura, kertas, percetakan, pengolahan kayu, dan industri jagung, dan akan mencatat pertumbuhan rata-rata sebesar 4,84% pada tahun 2024,” kata Setia Diarta dalam paparan situasi industri pertanian. . Kegiatan Kapuas Economic Forum dilakukan oleh perwakilan Bank Kalimantan Barat, Indonesia pada hari Rabu.

Ia menjelaskan, pertumbuhan tersebut lebih unggul dibandingkan kinerja tahun 2023 dan 2020 serta memberikan kontribusi lebih dari 51% terhadap produk domestik bruto (PDB) manufaktur. Sektor pertanian juga mencatat surplus perdagangan sebesar 17,91%.

“Total investasi industri pertanian saat ini hampir Rp 90 triliun,” ujarnya.

Menurutnya, sektor pertanian memiliki daya saing yang tinggi, terutama pada industri kelapa sawit, dimana Indonesia merupakan produsen terbesar di dunia. Setia menekankan pentingnya melindungi industri kelapa sawit dari kampanye negatif yang menyerang produk kelapa sawit Indonesia.

Pada tahun 2023, produksi minyak sawit Indonesia mencapai 250 juta tandan buah segar, dan produksi minyak sawit mentah (CPO) mencapai 50-51 juta ton.

Namun, menurut Setia, tantangan utama yang dihadapi pengusaha pertanian adalah ketergantungan terhadap bahan baku dan bahan penolong dari luar negeri, khususnya pada industri makanan dan minuman. “Beberapa produk, seperti garam, masih perlu diimpor karena spesifikasi yang dibutuhkan industri,” ujarnya.

Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Energi mengakui masih ada pekerjaan yang harus dilakukan terkait pemanfaatan kapasitas produksi pada industri pertanian yang belum sepenuhnya pulih seperti sebelum COVID-19. Peningkatan produktivitas merupakan fokus utama, terutama di sektor kelapa sawit.

“Saat ini produktivitas sawit swasta mencapai 20 hingga 24 ton per hektar, sedangkan BUMN hanya menghasilkan 18 hingga 20 ton per hektar. Peningkatan produktivitas sangat sulit dilakukan, terutama pada pertanian kecil yang hanya menghasilkan 6 hingga 8 ton per hektar hektar.- kata Besnik.

Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Energi berkomitmen memperkuat struktur industri dan ekosistem industrialisasi melalui penelitian, inovasi, peningkatan standar sumber daya manusia, dan penerapan teknologi baru. Setia juga menyoroti kebijakan untuk mendukung sektor pertanian, termasuk insentif investasi melalui program kredit pajak dan pembebasan pajak.

Meskipun terdapat tantangan global, termasuk Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR), Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi akan terus berupaya menjaga daya saing industri kelapa sawit. Targetnya adalah produksi CPO Indonesia mencapai 100 juta ton pada tahun 2045, dua kali lipat produksi saat ini.

“Produktivitas dan pemanfaatan lahan harus menjadi prioritas utama, terutama di Kalimantan Barat yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 1,8 juta hektar. Dengan pengelolaan yang baik, produktivitas kawanan buah segar (TBS) dapat meningkat secara signifikan.” katanya

Pemerintah menargetkan peningkatan kontribusi industri terhadap PDB nasional hingga 21,9% pada tahun 2029 dengan memperkuat berbagai bidang seiring dengan perkembangan sektor pertanian dan penguatan kemampuan sumber daya manusia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours