Pemberian ASI berpengaruh kurangi risiko kanker payudara

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Konsultan bedah onkologi Universitas Indonesia, dr dr Diani Kartini Sp.B Subsp Onk (K) mengatakan pemberian ASI eksklusif selama 2 tahun dapat menurunkan risiko kanker payudara.

“Orang yang tidak menyusui, tidak punya anak, itu faktor risiko kanker payudara, menyusui minimal 2 tahun itu ASI eksklusif,” kata Diani saat diskusi online tentang tumor payudara yang berlangsung di Jakarta, Rabu.

Dokter yang juga praktik di RS Cipto Mangunkusumo ini mengatakan, ibu yang tidak bisa langsung menyusui anaknya, atau belum menikah dan tidak punya anak, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan ibu yang menyusui. Baca juga: Waspadai Jumlah Minimal Per Siklus Menstruasi. Merupakan faktor risiko yang tidak dapat dicegah selain faktor genetik, usia dan jenis kelamin. Namun Diani mengatakan hal tersebut dapat diminimalisir dengan menjalani pola hidup sehat yang dapat mengendalikan faktor risiko.

Misalnya seperti pola makan, gaya hidup itu yang bisa kita kendalikan. Tapi kalau tidak punya anak, usia, jenis kelamin, keturunan adalah faktor risiko yang tidak bisa kita kendalikan, ujarnya.

Sementara itu, Diani mengatakan benjolan bisa saja muncul meski sudah diberikan ASI eksklusif. Dia mengatakan hal itu mungkin terkait dengan ASI yang mudah tertipu atau kemungkinan adanya tumor. Baca juga: Gejala Kanker Payudara Seringkali Tidak Terasa pada Wanita. Jika ditemukan benjolan, namun bergerak saat dipegang dengan tangan, kemungkinan itu adalah tumor jinak.

Namun jika merasa ada benjolan yang tidak kunjung bergerak, ia menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter, karena ia khawatir itu bisa menjadi tanda kanker payudara.

Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan tambahan yaitu pemeriksaan tambahan, USG, mamografi dan sebagainya, kata Diani. Selain benjolan, tanda kanker payudara lain yang perlu diwaspadai adalah puting susu yang terbalik atau kulit area payudara yang berkerut mirip selulit. Saat ini, tanda-tanda keganasan antara lain nyeri punggung, sesak napas, dan batuk. Baca selengkapnya: Cek kepadatan payudara dikaitkan dengan deteksi dini kanker Baca selengkapnya: Dokter: Pria juga berisiko terkena kanker payudara

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours