BNI buka suara terkait rencana pelepasan saham BSI

Estimated read time 3 min read

Batavia dlbrw.com – PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) buka suara menanggapi rencana penerbitan atau penjualan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (ticker: BRIS).

Chief Financial Officer BNI Novita Widya Anggraini mengatakan pada konferensi pers Presentasi Kinerja Semester 1 2024 di Jakarta, Kamis, perkembangan Syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat, dimana BSI memiliki posisi yang signifikan dalam industri Syariah.

Sebagai mitra, kata Novita, BNI mendukung penuh proyek-proyek BSI yang dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan nilai perusahaan.

“Jika inisiatif di BSI ini melibatkan perubahan strategi investasi kami, kami akan memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan secara wajar dengan manajemen yang prudent,” kata Novita saat menjawab pertanyaan media tentang alasan mengapa BNI membutuhkan waktu lama untuk menerbitkan laporan keuangannya. penyataan. mengacu pada tahunnya pada semester I tahun 2024 dan sehubungan dengan rencana penjualan saham BRIS.

Lebih lanjut, Novita menyatakan kebijakan yang akan dipertimbangkan oleh BNI meliputi risiko, kebijakan keuangan, dan penyusunan rencana jangka panjang, serta prinsip kehati-hatian dalam setiap pelaksanaan rencana awal.

“Kami belum memiliki informasi apa pun untuk dibagikan saat ini. Kami akan memperbarui informasi secara berkala secara pro rata sesuai dengan peraturan keterbukaan publik yang berlaku,” kata Novita.

BNI pada hari Kamis mengumumkan hasil keuangan perusahaan, dengan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 10,7 triliun untuk paruh pertama tahun 2024. kinerja semester I tahun 2024 setelah Bank Mandiri, BRI dan BCA.

Termohon Novita mengatakan, publikasi laporan keuangan dalam bentuk tinjauan terbatas pada hari Kamis masih memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 37/POJK.03/2019 tentang Transparansi dan Publikasi Singraf.

Audit atas laporan keuangan BNI dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Rintis, Jumadi, Rianto & Rekan yang merupakan bagian dari jaringan global PwC.

Untuk pelaksanaan audit terbatas atas laporan keuangan ini, jelas Novita, hal ini merupakan bagian dari kegiatan fisik penguatan anak perusahaan yang tertuang dalam kebijakan bank pada tahun ini.

Selain itu, tambah Novita, posisi keuangan yang ditetapkan ini memberikan manfaat tambahan dalam lingkungan perekonomian global yang masih menantang dan bergejolak.

“Apalagi jika perlu menarik likuiditas pasar melalui instrumen pasar modal. “Langkah ini lebih bersifat proaktif mengingat perkembangan kondisi makroekonomi dan kebutuhan likuiditas,” kata Novita.

Informasi lebih lanjut di situs BSI, BNI merupakan pemegang saham BRIS terbesar kedua dengan kepemilikan 23,24 persen.

Sedangkan Bank Mandiri menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 51,47 persen, sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memegang 15,38 persen saham. Kepemilikan saham pemerintah BSI sebesar 9,91 persen.

Beredar rumor mengenai rencana BNI menjual saham BRIS pada tahun 2023. Selain BNI, ada BRI yang menjual sebagian BRIS.

Pada Februari 2024, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Eric Thohir mengatakan pihaknya sudah menyiapkan opsi bagi BRI dan BNI dalam penjualan BSI, salah satunya terkait tabungan emas.

“Pilihannya ada dua: yang satu mencari mitra strategis, yang lain kita gabungkan tabungan kita dengan emas ini,” kata Eric.

Eric mengatakan Kementerian BUMN belum bisa mengumumkan saham BRI dan BNI di BSI. BSI ingin mendapatkan mitra strategis sehingga dapat meningkatkan daya saing dan menjadi salah satu dari 10 bank syariah terbesar di dunia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours