Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus Level 2.467 Dolar AS Hari Ini, Ini Faktor-Faktornya 

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Profit Director Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga emas dunia akan bergerak ke level 2.467 dolar AS per ounce pada Rabu (23/7/2024). Sebab, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor penting, mulai dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah hingga situasi politik Amerika Serikat (AS).

“Saat ini emas dunia sedang menguat hingga 2.411 dolar AS per ounce, dalam aktivitas hari ini emas dunia berpeluang besar mencapai level 2.467 dolar AS per ounce,” kata Ibrahim, Rabu (23/7/2024). .

Menurut Ibrahim, kenaikan harga emas bertepatan dengan dolar AS saat ini yang terus menguat. Yang terpenting, pada perdagangan hari ini indeks dolar AS akan bergerak ke level 105,00.

“Salah satu penyebabnya adalah konflik di Timur Tengah, dan Israel menyerang pemberontak Houthi di Yaman melalui Arab Saudi, yang menyebabkan konflik baru antara Yaman dan Arab Saudi. “Dan hingga saat ini kilang minyak di Yaman belum bisa ditutup karena adanya rudal yang ditembakkan oleh pesawat Israel,” ujarnya. 

Di sisi lain, Ibrahim menginformasikan kepada masyarakat Israel di Gaza dan Palestina agar meninggalkan wilayah tersebut karena akan diserang oleh pasukan Zionis. “Hal ini akan menyebabkan kekerasan baru, pembantaian baru, dan masalah ini belum teratasi, meskipun ada intervensi dari PBB.” Dia berkata.

Dan keajaiban lainnya adalah mantan presiden Amerika Serikat dan calon presiden Amerika Serikat pada tahun 2024 Donald Trump tidak memenangkan kampanye pemilu.

Berita ini sangat penting ketika Donald Trump diwawancarai oleh Bloomberg TV. Lawannya, yakni Kamala Harris, asisten Joe Biden saat ini.

“Sebaliknya, jika Donald Trump memenangkan pemilihan presiden pada November, dia akan memulai perang dagang dengan Tiongkok dan Taiwan, yang akan berujung pada kekerasan,” ujarnya.

Tak hanya itu, memanasnya situasi politik di Amerika Serikat pun semakin terlihat jelas akibat pengunduran diri Direktur Badan Intelijen Amerika, Kimberly Cheatle, pasca tertembaknya Donald Trump.

Berikutnya adalah kebijakan penurunan suku bunga deposito 1 tahun dan deposito 3 tahun yang dilakukan Bank Sentral China pada Senin (22/7/2024). Kebijakan ini dinilai ambigu. “Ini meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah China akan memulihkan pertumbuhan ekonomi lebih dari 5 persen,” kata Ibrahim.

Berikutnya adalah pertemuan minggu ini antara bank sentral AS dan Bank of Japan. Permasalahan perekonomian dunia dan kemungkinan penurunan suku bunga pada September mendatang diduga dibahas dalam pertemuan tersebut.

“Tidak hanya bank sentral Amerika Serikat, bank sentral Inggris, bank sentral Eropa, dan Bank Indonesia juga bisa menurunkan suku bunga. Tentu saja hal ini berdampak pada kenaikan harga emas dunia, ujarnya. 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours